Jakarta, tvOnenews.com - Belakangan ini, Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulangdang Biaro (Sitaro), Sulawesi Uatara (Sulut) jadi perhatian publik.
Pasalnya baru-baru ini terjadi erupsi hingga membuat warga sekitar panik dan dievakuasi.
Lantas, bagaimana kondisi terkini Gunung Ruang?
Berdasarkan informasi dan pantauan tvOnenews.com pada hari Jumat (19/4/2024) sekira pukul 17.40 WITA, Gunung Ruang alami erupsi kembali.
Kemudian, sampai berita ini diterbitkan, tim tvOnenews.com mencoba konfirmasi kepada BMKG.
Sebelumnya diberitakan, Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut), erupsi. Erupsi ini berpotensi tsunami sehingga harus diwaspadai.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan status Gunung Ruang level IV atau awas. Sejak Kamis (18/4/2024), masyarakat diimbau tidak berada di radius 6 km dari Gunung Ruang.
Adapun warga di Pulau Tagulandang juga diimbau untuk evakuasi ke tempat aman.
"Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut," tulis PVMBG dalam keterangannya.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyebut beberapa warga ada yang terkena lontaran batu dari erupsi Gunung Ruang. Warga terluka di bagian kepala.
"Dari laporan tim kami yang di sana karena memang ada balai di Manado, ada beberapa warga yang sudah terkena lontaran batu yang membuat luka di kepala, walaupun tidak besar," ujar Hendra di konferensi pers di YouTube BNPB Indonesia.
Hendra menyebut erupsi Gunung Ruang semakin parah sejak Rabu sore (17/4). Dia berharap tak ada korban jiwa dalam bencana ini.
Sementara, Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari menyebut ada sekitar 11.614 penduduk yang harus diungsikan. Abdul menyebut pihaknya juga mengupayakan melengkapi logistik makanan hingga tenda.
"Hitungan kami dari aplikasi inaRISK itu untuk daerah risiko tinggi itu ada sekitar 1.585 jiwa dalam radius 2,5 km yang wajib untuk keluar dari daerah ini. Ini masih kita koordinasikan dengan BNPB," kata Abdul dalam konferensi pers.
"Sedangkan kalau kita hitung sampai risiko sedang dan risiko rendah, kita keluarkan dari radius 6 km kita tambah buffer 1 km itu ada sekitar 11.614 penduduk yang harus mengungsi untuk sementara waktu," sambungnya.
Kemudian, Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan erupsi Gunung Api Ruang di Sulawesi Utara memiliki dampak bagi dunia penerbangan. Musababnya, Volcanic Ash (VA) yang terlontar ke udara dapat merusak badan pesawat dan fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet dalam pesawat turbofan.
"Oleh karena itu, deteksi dini dan informasi cuaca penerbangan sangat penting untuk keselamatan penerbangan," kata Guswanto di Jakarta, Jumat (19/4).
Sejak pertama kali letusan, Meteorological Watch Office (MWO) Ujung pandang yang berada di Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin, Makassar setidaknya telah menerbitkan SIGMET VA sebanyak 18 kali. Serta Aerodrome Warning VA telah diterbitkan oleh Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi pada 18 April 2024 01.00 UTC (09.00 WITA).
SIGMET VA merupakan salah satu jenis SIGMET yang dikhususkan untuk memberikan informasi perihal sebaran abu vulkanik.
Data tersebut di keluarkan BMKG untuk menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.
Menurut Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, sebaran letusan abu vulkanik gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan terdeteksi berdampak ke ruang udara penerbangan sekitar gunung.
Ruang udara yang dapat terdampak antara lain Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan.
Sementara, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang terbit ketiga pada 17 April 2024 pukul 20:15 WITA mencatat ketinggian letusan abu vulkanik Gunung Ruang mencapai 3.725 Mdpl dengan status oranye.
Artinya, gunung menunjukkan aktifitas meningkat dengan kemungkinkan peningkatan letusan dengan tinggi kolom di bawah 6.000 Mdpl.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Achadi Subarkah Raharjo mengatakan sebaran debu vulkanik terdeteksi ke arah Barat - Barat Laut dan Timur - serta Tenggara. Berdasarkan hasil laporan, terjadi penutupan di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara dan terdapat laporan paper test VA positif di Bandara Kuabang, Maluku Utara.
Berdasarkan hasil paper test, pada 19 April 2024 masih ditemukan abu vulkanik positif di Aerodome Bandara Sam Ratulangi meskipun tidak setebal pada 18 April 2024. Menindaklanjuti data tersebut dan berkoordinasi oleh seluruh setakholder penerbangan maka diputuskan untuk memperpanjang penutupan bandara hingga hari ini.
"Dan terus memantau perkembangan sebaran abu vulkanik ke depan dari data informasi yang dikeluarkan oleh BMKG," bebernya.
Di samping itu, Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Dhira Utama menjelaskan BMKG telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada 06.30 WITA. Di mana abu vulkanik teramati dengan jarak pandak mendatar 10KM dan kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga 16.10 WITA dengan tendensi melemah.
Oleh karenanya, pihak maskapai penerbangan diimbau untuk update informasi dampak sebaran abu vulkanik secara berkala. Hal ini menjadi penting dan dapat dijadikan data acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak dari letusan Gunung Ruang.
Pun, BMKG terus mengantisipasi perkembangan sebaran abu vulkanik Gunung Ruang dengan pemantauan berdasarkan citra satelit, pemodelan, dan pengamatan langsung atau paper test di bandara. Informasi dan data ini akan diupdate secara berkala dan dapat diakses oleh pihak otoritas terkait.
"Kolaborasi antar negara dan wilayah penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya," ungkapnya. (aag)
Load more