Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan kabar buruk usai gempa bumi di wilayah Kabupaten Garut Jawa Barat.
BMKG meminta semua warga di wilayah Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut, dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi sejumlah bencana, seperti longsor dan banjir bandang.
Dwikorita menyebutkan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng itu menjadi retak-retak atau rapuh.
Kondisi tersebut menjadi berbahaya bila terjadi hujan sebab air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan atau batuan menjadi longsor.
"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Secara khusus, masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," kata Dwikorita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/4/2024).
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
Selain itu, semua warga yang rumahnya mengalami kerusakan, rusak sebagian, atau miring akibat terdampak gempa diminta agar tidak menempatinya untuk sementara waktu, dan memilih untuk tinggal di tempat yg lebih aman (kokoh dan stabil).
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Sementara, Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono menambahkan gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6.2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama.
Adapun, BMKG menyimpulkan hasil analisis gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat, atau yang populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intraslab earthquake).
"Gempa semalam adalah langsung gempa utama -mainshock-, kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan -aftershock- dengan magnitudo 3.1," tutur Daryono.
Diketahui, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Adapun episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut Jawa Barat pada kedalaman 70 km.(ant/lkf)
Load more