NTT, tvOnenews.com - Kemensos mengupayakan metode terapi antipsikotik injeksi jangka panjang atau atypical antipsychotic long-acting injectable (aLAI) bagi para pasien berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menerangkan terapi tersebut menjadi metode paling efektif bagi pasien ODGJ di wilayah tersebut mengingat jauhnya jarak rumah pasien dengan posyandu atau puskesmas terdekat serta sulitnya akses transportasi sehingga tidak memungkinkan pasien untuk rutin menebus obat setiap minggu.
“Jadi saya nanti mohon bantuan dari puskesmas dia ditangani dengan cara long acting jadi 1 bulan sekali disuntik kemudian dia baru kembali lagi 1 bulan, karena kalau perawatannya setiap hari pasti berat,” ujar Risma di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT, Sabtu (4/5/2024).
Selain obat menjadi cepat habis dan harus sering mengunjungi puskesmas atau posyandu, ia menilai pemberian obat setiap hari bagi para pasien ODGJ jelas memberatkan pihak keluarga yang mendampingi dan merawat sebab membutuhkan kedisiplinan dan ketepatan waktu untuk memberikan obat.
Tidak jarang, banyak anggota keluarga lupa akan jadwal minum obat pasien ODGJ sehingga malah menimbulkan kondisi kambuhan bagi pasien yang malah memperburuk proses pengobatan.
"Tetapi sekarang ada cara baru, metode baru di mana dia hanya sebulan sekali perlu. Makanya nanti setelah itu saya akan diskusi dengan Pak Bupati dan dokter-dokter ini untuk bagaimana seluruh puskesmas di Kabupaten Sumba Timur ini bisa menangani untuk long acting atau penanganan yang tiap bulan itu, bukan setiap hari seperti itu," jelasnya.
Kemudian, dia pun menyebutkan sudah berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terkait pemberian metode terapi antipsikotik injeksi jangka panjang bagi pasien ODGJ di Kabupaten Sumba Timur.
"Kebetulan semalam saya sudah bisa kontak Pak Menteri Kesehatan akan dibantu untuk yang long acting, karena mereka memang jaraknya jauh. Dan mereka juga keluarganya biasanya habis waktunya untuk rutinitas kehidupan. Karena itu, itu salah satu solusi untuk long acting, terutama yang untuk ODGJ," ungkapnya. (ant/aag)
Load more