"Bukan tidak mungkin pada masa depan akan berkembang menjadi konflik terbuka dan meluas sehingga itu yang kemudahan harus diantisipasi," kata dia.
Oleh karenanya, pemerintah perlu memperkuat pengamanan batas laut Indonesia yang berdekatan dengan kawasan Laut China Selatan dengan menambah alutsista, memperkuat personel hingga meningkatkan teknologi pengawasan teritorial.
Namun demikian, dia tetap berharap konflik yang terjadi di Laut China Selatan tidak diselesaikan dengan peperangan.
"Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di Asia dapat mengambil peran dalam meredam konflik perebutan kawasan laut tersebut," tandasnya.
Tidak hanya di sisi diplomasi militer, Indonesia juga harus fokus pada menjaga kawasan sendiri sebelum melakukan upaya perdamaian antarnegara.
Pengamat militer Alman Helvas Ali menerangkan Indonesia harus mempunyai database seluruh kapal yang ada di kawasan.untuk menjaga teritorial laut dari masuknya kapal asing.
Dengan database tersebut, TNI AL akan dengan mudah mendeteksi melalui acoustic signature yang dipancarkan setiap kapal yang terdeteksi radar.
Acoustic signature merupakan gelombang akustik yang dipancarkan kapal selam dan kapal-kapal permukaan saat mereka beroperasi di laut.
Tidak hanya itu, dia juga menekankan pentingnya memiliki sistem deteksi bawah laut (underwater listening devices) yang dipasang di perairan-perairan rawan, yaitu perairan-perairan sempit (choke point) di Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Sulawesi, dan Laut Natuna Utara.
"Peningkatan teknologi keamanan ini akan membuat Indonesia kuat dan disegani di panggung Asia. Dengan demikian, jalan Indonesia dalam mendamaikan konflik di LCS akan makin mulus karena suaranya pasti akan didengar negara lain," imbuh dia.
Salah satu yang terbaru yakni Indonesia melalui Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan jajaran pejabat kunci China pada 1 -- 2 April 2024.
Prabowo kala itu menemui Presiden China Xi Jinping, PM China Li Qiang, dan Menteri Pertahanan Admiral Dong Jun.
Load more