Jakarta, tvOnenews.com - Pupuk palsu menjadi masalah serius yang dihadapi oleh petani di Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesi (ABBTI) Dwi Andreas Santosa mengatakan, akibat peredaran pupuk palsu tersebut menyebabkan petani merugi Rp6 triliun pertahun.
"Kami pernah menemukan (kerugian), setahun bisa sekitar enam triliunan," ujar Dwi saat dihubungi Selasa (7/4).
Dengan harga yang jauh lebih ekonomis, para petani lebih memilih pupuk palsu. Kendati demikian, dalam beberapa jenis pupuk memang tidak bisa dibedakan secara kasat mata.
Dwi melanjutkan, kasus perederan pupuk palsu ini memang terjadi hampir setiap tahun. Misalnya, pada tahun 2017 lalu, Polisi berhasil meringkus pabrik pupuk palsu di wilayah Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Pemilik Pabrik, HAR, ditetapkan sebagai tersangka. Dalam kasus ini, omzet yang diperoleh Arif mencapai ratusan juta rupiah.
HAR mengobral pupuk hasil karyanya sendiri tersebut dengan harga yang jauh di bawah harga pasar. Ia menyasar petani yang berada di wilayah Sumatera dan Lampung.
Dalam penangkapan tersebut, Polisi berhasil mengamankan barang bukti sebesar lima ton kaptan (kapur), 14 kaleng pewarna, satu unit mesin jahit, dan tiga buah nota buku/kwitansi (produksi, penjualan, dan gaji). (ebs)
Load more