Jakarta, tvOnenews.com - Polisi mengungkap kelakuan Tarsum pelaku kasus mutilasi istrinya di wilayah Ciamis, Jawa Barat saat menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Tarsum, kata Joko, juga hanya berbicara ketika ditanya, selebihnya lebih banyak diam.
"Kata dokter kejiwaan, yaitu perlu observasi karena mengalami depresi, untuk berat ringannya belum bisa dipastikan," kata Joko saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (7/5).
Saat ditanya dokter kejiwaan, lanjut Joko, Tarsum masih belum bisa diajak komunikasi dengan baik.
Bahkan, Tarsum kerap menanyakan kondisi keluarganya, juga keberadaan istrinya yang sudah tewas olehnya.
Polisi saat membawa Tarum pelaku mutilasi istri di Ciamis, Jawa Barat ke sel tahanan. (Foto: Antara)
"Perlu observasi ke depan tentang kejiwaannya, mungkin terpukul, terguncang, perlu observasi," ujar Joko.
Joko menambahkan, Tarsum bakal dirujuk ke rumah sakit jiwa guna menjalani observasi kejiwaan.
"Dokter kejiwaan dari RSUD Ciamis menyatakan bahwa pelaku akan dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk dilakukan observasi lebih lanjut supaya nanti menentukan layak atau tidaknya proses hukum selanjutnya," ujar Joko.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan Tarsum sebagai tersangka kasus mutilasi istrinya yang dilakukan di rumahnya Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Ciamis, pada Jumat (3/5) pagi.
Tindakan keji Tarsum itu bikin geger warga setempat.
Hasil penyidikan, polisi pun mendapati cara Tarsum membunuh hingga memutilasi korban.
"Diduga bagian kaki dahulu, terus tangan, terus kaki, terus tangan lagi," ujar Joko.
Joko juga mengungkap bahwa bagian kepala korban mengalami sejumlah luka mengerikan.
Hal itu didapati polisi berdasarkan hasil autopsi jenazah korban.
"Utuh cuma hasil autopsi sementara kata dokter kepalanya pecah, karena diduga pukul kayu itu," ungkapnya.
Kasus suami mutilasi istri itu pun masih menyimpan misteri dalam pengungkapannya.
Kepolisian hingga saat ini masih belum dapat menggali lebih jauh terkait keterangan dari pelaku.
Pasalnya, Tarsum sang pelaku diduga kuat mengalami gangguan mental hingga nekat memutilasi jasad sang istri di depan umum. (dpi)
TRIGGER WARNING :
Artikel ini berpotensi memicu perasaan tidak nyaman bahkan mengganggu terutama bagi seperti penyintas trauma dan penderita stres pascatrauma (PTSD) karena mengandung deskripsi mengenai kekerasan dan penganiayaan. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.
Load more