Jakarta, tvOnenews.com - Putri mayat perempuan di dalam koper di Cikarang bagikan kisah pilu saat dirinya pertama kali mengetahui sang ibu jadi korban pembunuhan sadis.
Kasus penemuan mayat perempuan di dalam koper kini telah terungkap, pelaku adalah rekan kerjanya yang ingin mengambil uang perusahaan yang disimpan korban.
Pelaku pembunuhan mayat perempuan di dalam koper bernama Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) itu mengungkapkan mengambil uang tersebut untuk biaya resepsi pernikahannya.
(Ahmad Arif RIdwan Nuwloh pelaku pembunuhan mayat perempuan di dalam koper)
Meski demikian, kini ia harus mendekam di sel penjara dan tak bisa melangsungkan resepsi pernikahan yang telah ia rencanakan sebelumnya.
Korban pembunuhan sadis berinisial RM (50) meninggalkan dua anak perempuan yang kini harus berjuang sendirian menjalani hidup.
Allya Dian Permata, anak pertama RM menceritakan kisah pilunya saat pertama kali mengetahui sang ibu adalah korban penemuan mayat perempuan di dalam koper di Cikarang beberapa waktu lalu.
Waktu itu, ia baru saja pulang ke kediamannya sebelum diam-diam sang om ditelpon oleh atasan sang ibu di kantor.
"Setelah aku pulang ke Tamansari, ini nggak berapa lama om saya ditelepon sama atasannya mama di kantor. Coba ke sini tapi jangan ajak Allya," kata gadis belia itu, pada tvOne.
Saat itu, tanpa sepengetahuan Allya, sang om lalu pergi ke tempat yang diarahkan oleh perusahaan.
Ternyata, sebenarnya keluarga Allya sudah dikabari bahwa ada penemuan jenazah dicurigai sebagai RM. Keluarga pun diminta untuk konfirmasi.
"Dikirim fotonya, ternyata benar itu mama. Dari situ mungkin om saya disusul sama kakek saya, sama tante saya di kantor mama. Baru mereka bertiga pulang dari kantor mama sekitar maghrib, baru ketemu saya," kata Allya menjelaskan.
(CCTV saat pelaku membawa korban ke hotel)
Saat itu, Allya sedang menunggu kabar mengenai sang ibu karena dirinya pun baru pulang.
Baru saja hendak bertanya, namun baik om, tante, dan sang kakek langsung memeluk dirinya sambil menangis.
"Mereka langsung meluk saya, histeris gitu. Jadi kan saya otomatis pikiran nggak bisa positif lagi dong kak. Kayak negatif gitu," kata Allya.
"Mama udah nggak ada? Kenapa bisa? Terus dia (om) bilang itu ada di Cikarang sekarang jenazahnya, kok bisa di Cikarang? Di dalam koper. Di situ aku langsung histeris banget kak," ujar Allya, wajahnya nampak tegar meski kesedihan terpancar di matanya.
Ia pun diberi tahu bahwa meski di dalam koper, jenazah ibunya tetap dalam keadaan utuh.
Namun, memang terdapat lebam-lebam yang menunjukkan adanya pukulan dari benda tumpul.
Kini, Allya berusaha nampak tegar meski harus berjuang sendirian dalam kehidupannya setelah ditinggal sang ibu.
Ia mengatakan, ia harus tetap tegar karena ada sang adik yang masih di bawah umur.
"Kalau misalnya aku sedih, nanti siapa yang nguatin dia (sang adik)," kata Allya lagi. (iwh)
Load more