Jakarta, tvOnenews.com - Proses penyidikan penganiayaan terhadap taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) terus berjalan, kini terungkap isi percakapan korban dengan sang pacar.
Korban bernama Putu Satria Ananta (19) harus kehilangan nyawa setelah terjadi penganiayaan oleh senior di STIP.
Belakangan beredar di media sosial isi chat Putu dengan sang pacar yang berisi curhatan taruna tersebut saat mengalami kekerasan oleh senior di STIP.
Isi percakapan tersebut sudah dikonfirmasi oleh kuasa hukum keluarga korban, Tumbur Aritonang.
"Betul (percakapan korban dengan kekasih hati-red)," kata Tumbur, Kamis (9/5/2024).
Di dalam percakapan tersebut, korban bercerita bahwa selama ini kerap dianiaya oleh senior dan mengirimkan beberapa bukti luka di tubuhnya.
Terkait fakta baru tersebut, Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan ada kemungkinan untuk memanggil pacar korban agar dimintai keterangan.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan kuasa hukum korban.
"Boleh juga kami mintai keterangan, nanti kami koordinasi dengan pengacaranya," kata Gidion pada wartawan, dikutip Jumat (10/5/2024).
(Isi percakapan korban penganiayaan STIP dengan sang kekasih)
Ternyata, kekerasan berupa penganiayaan yang dilakukan para senior terhadap Putu sudah cukup lama berlangsung.
Melalui percakapan dengan sang kekasih, Putu mengungkapkan kehidupannya yang keras di tahun pertamanya di STIP.
Berulang kali korban menceritakan peristiwa mengerikan yang harus dilewatinya setiap hari melalui pesan WhatsApp.
Beberapa cerita pun disertai foto tubuhnya yang lebih lebam.
Kuasa hukum korban, Tumbur Aritonang menjelaskan beberapa pesan yang dikirimkan korban dalam bahasa daerah.
"Dipukulin terus-terusan, sakit dadaku, ulu hati terus yang diincar," kata Tumbur membacakan pesan dari Putu kepada kekasihnya.
Hingga saat ini, pihak kepolisian telah menahan empat tersangka, yakni Tegar Arif Sanjaya (TRS), FA alias A, KAK alias K, serta WJP alias W.
Diketahui, keempat tersangka bekerja sama untuk melakukan kekerasan di hari Putu harus kehilangan nyawanya.
Adapun alasan para senior itu memanggil korban untuk dipukuli karena pada saat itu Putu menggunakan pakaian olah raga yang seharusnya tak digunakan. (iwh)
Load more