Selain mengadakan kegiatan ritual adat sebagai upaya pelestarian budaya lokal, Otorita IKN juga telah melakukan pelestarian budaya dengan dua cara, yaitu Culture Experience dan Culture Knowledge.
“Culture experience dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti ritual adat yang dilakukan hari ini, kemudian kompetisi olahraga tradisional seperti sumpit yang merupakan salah satu obyek pemajuan kebudayaan dan seni pertunjukan dalam kegiatan-kegiatan seremonial seperti tari-tarian. Culture knowledge dengan beragam kegiatan seperti rembuk budaya, focus group discussion (FGD) pengembangan kebudayaan, penyusunan rencana induk kebudayaan dan pengembangan museum kehidupan (living museum),” jelas Bambang Susantono.
Alimuddin, selaku Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya Otorita IKN untuk menyerap aspirasi para pemangku adat dan juga sebagai pelestarian budaya lokal.
“Terkait dengan dukungan terhadap pembangunan yang saat ini berlangsung di IKN, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga lokal. OIKN sangat menghargai keinginan masyarakat adat Dayak untuk melaksanakan tradisi adat yang telah direncanakan sejak lama namun baru dapat terlaksana pada momen yang tepat ini. Kami merasa berkewajiban untuk memfasilitasi kegiatan bersejarah ini," tegas Alimuddin.
Terdapat 12 lembaga dan masyarakat adat yang mengikuti kegiatan Ritual Adat tahun 2024 ini, di antaranya: Suku Paser, Suku Balik, dan Suku Dayak yang terdiri dari sub-sub suku seperti Tonyooi Benuaq, Bahau Busang, Bahau Saq, Aoheng Soputan Buket, Bentian, Kayaan Mahakam, Modang, Lundayeh, dan Kenyah.
Sementara itu, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) akan terus mendukung dan mengawal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam sebuah kesempatan, MADN telah membuat deklarasi bersama yang menyatakan mendukung pembangunan Kota Nusantara di Kaltim.
Load more