Jakarta, tvOnenews.com - Viral video diduga suasana dalam bus pariwisata rombongan SMK Lingga Kencana Depok saat kecelakaan di daerah Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5).
Berdasarkan video yang diunggah akun @depokterkini di Instagram, tampak seorang laki-laki diduga siswa SMK tersebut tengah live streaming di akun media sosialnya.
Kepanikan itu diiringi teriakan takbir oleh beberapaa penumpang lainnya. "Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak penumpang lainnya dalam video tersebut.
Kemudian, video itu tampak macet diduga saat kecelakaan terjadi atau bus terguling. Lalu timbul suara goncangan dan teriakan dari para penumpang dalam bus.
Selanjutnya, remaja laki-laki itu mengambil handphonenya yang jatuh dan menginformasikan dirinya mengalami kecelakaan.
"Sumpah guys, gua kecelakaan, gua kecelakaan. Sebentar ya guys ya, kecelakaan, remnya blong," ujar remaja itu.
Kondisi bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang kecelakaan di Subang, Jawa Barat. (Foto: Antara)
Kronologi Kecelakaan
Diketahui, bus pariwisata rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu mengalami kecelakaan di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, pada Sabtu sekitar pukul 18.45 WIB.
Peristiwa kecelakaan terjadi saat bus yang membawa rombongan pelajar itu melintas dari arah Bandung menuju Subang.
Kemudian ketika melewati jalan menurun, bus itu secara tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan sampai menabrak kendaraan minibus jenis Feroza nopol D 1455 VCD.
Setelah menabrak kendaraan yang ada di jalur berlawanan itu, lalu kondisi bus terguling dengan kondisi miring, posisi ban kiri berada di atas, sampai tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.
Di saat tergelincir di jalan yang kondisinya menurun, bus itu terhenti setelah menghantam tiang listrik yang ada di bahu jalan.
Sebanyak 11 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa kecelakaan tersebut.
Kecelakaan bus pariwisata rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)
Status Uji Berkala Bus Kedaluwarsa
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengungkap bahwa bus yang kecelakaan tersebut tidak memiliki izin berdasarkan catatan di aplikasi Mitra Darat.
Selain itu, status uji berkala Bus Trans Putera Fajar itu juga telah kedaluwarsa sejak Desember 2023 lalu.
"Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Aznal.
Tidak Ada Jejak Rem
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan, lokasi kecelakaan bus itu pun adalah blackspot atau sering terjadi kecelakaan.
"Lokasi ini adalah blackspot, sering terjadi kecelakaan di sini," kata Aan di lokasi olah TKP, Ciater, Subang, Jawa Barat.
Berdasarkan hasil olah TKP pihak kepolisian, tidak ditemukan jejak rem dari lokasi bus itu terguling.
Dugaan kecelakaan disebabkan rem blong pun semakin menguat, karena petugas tak menemukan jejak rem bus tersebut.
Kendati demikian, saat ini pihak kepolisian masih mencoba mengumpulkan fakta baik dari TKP dan keterangan saksi.
PO Bus Harus Bertanggung Jawab
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemilik PO Bus Trans Putera Fajar bertanggung jawab atas kondisi kelayakan bus yang mengalami kecelakaan maut di daerah Ciater, Subang.
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan, harus ada konskuensi yang diterima pemilik bus tersebut.
"Saya kira perlu ada konsekuensi kepada pemilik bus. Karena kalau tidak, akan terjadi terus pengabaian keselamatan transportasi. Terlebih korbannya adalah anak-anak," kata Jasra Putra dilansir dari Antara, Minggu (12/5).
KPAI pun menekankan agar para pemilik bus disiplin dalam memastikan kendaraan layak jalan.
"Ini soal kedisiplinan para pemilik kendaraan bus, agar kualitas kendaraannya benar-benar diperhatikan ketika memasuki area jalan tanjakan. Kemudian kesehatan para driver-nya, yang di masa liburan ini, bisa jadi banyak order, yang menyebabkan kelelahan bekerja, lengah, micro sleep," ujar Jasra. (dpi)
Load more