Jakarta, tvOnenews.com - Bus pembawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok alami kecelakaan maut di kawasan Jalan Raya Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam.
Kepolisian hingga saat ini belum menyimpulkan kronologi penyebab kecelakaan maut bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok.
Sopir bus pariwisata bernama Sadira menceritakan detik-detik peristiwa kecelakaan maut yang menelan 11 korban jiwa itu.
Insiden maut itu bermula saat rombongan SMK Lingga Kencana Depok melakukan perjalanan perpisahan kelulusan pelajar Kelas III.
Perjalanan dilakukan pada Jumat (10/5/2024) dari Depok menuju kawasan Cihampelas, Bandung, Jawa Barat.
"Hari Jumat saya langsung menuju ke Alun-alun Bandung. Dari Alun-alun Bandung langsung nginap di Cihampelas. Masih normal-normal aja busnya," kata Sadira, diwawancarai tvOne dikutip, Senin (13/5/2024)
Sadira menuturkan tak ada kejanggalan dari bus pariwisata yang dibawanya saat melakukan perjalanan Depok ke Bandung.
Ia menjelaskan sesuai bermalam di Cihampelas, rombongan kembali melakukan perjalanan menuju kawasan wisata Tangkuban Perahu pada Sabtu (11/5/2024).
Sadira mengaku sempat merasakan bus yang dikendarainya mengalami kerusakan pada bagian rem saat melakukan perjalanan menanjak ke kawasan wisata Tangkuban Perahu.
Lantas dirinya pun menghubungi montir untuk memperbaiki bagian rem yang sempat mengalami masalah.
"Nah di Tangkuban Perahu saya sudah terasa tuh di atas. Dikirimkan montri agar stabil kembali. Kita kembali turun untuk mengarah ke Depok. Kan udah disetel kan sama montir, ya aman," kata Sadira.
Seusai berwisata, rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Depok menggunakan bus yang telah diperbaiki itu.
Bus pun kembali melanjutkan perjalanan dengan mampir ke rumah makan yang berada di kawasan Ciater.
Saat tiba di rumah makan itu, sang sopir sempat mengkroscek kondisi rem yang baru saja diperbaiki montir.
Merasa kondisi rem tak alami kerusakan, rombongan pun kembali melakukan perjalanan pulang ke Depok.
Namun saat mulai melakukan perjalanan, bagian rem bus tiba-tiba saja mengalami kendala atau tak berfungsi.
"Ternyata begitu masuk gigi itu sudah nggak bisa karena posisi rem masih diinjak, mau masuk gigi itu udah nggak bisa. Saya lihat anginnya habis," katanya
Saat itu pula ia sempat terkena serangan panik dan memberi tahukan kepada penumpang kondisi bus yang tengah mengalami masalah pada bagian rem.
Lantas, sang sopir meminta rombongan SMK Lingga Kencana Depok tersebut berpegangan erat.
"Saya inisiatif untuk mencari tempat yang turunan, bukan bahu jalan, tapi jalan penyelamat. Ternyata tidak ada," ungkapnya.
Rencana tersebut tak dapat dilakukan sopir bus kecelakaan maut itu dengan kondisi jalan yang terus menurun.
Tak memiliki rencana lain, Sadira memilih untuk memberhentikan laju bus dengan menbarakkkannya ke sebuah tiang listrik.
Naas saat berbelok tajam, tiba-tiba saja terdapat kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan.
Tabrakan antara dua kendaaar itu pun tak terhindarkan hingga berujung bus yang terguling.
"Jadi terpaksa sebelum mobil lewat, saya buang ke kanan, ternyata di kanan ada motor satu. Karena saya lihat ada tiang listrik. Kalau tidak ada tiang listrik itu mobil masih jalan terus," ungkapnya.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham mengatakan terdapat 11 korban jiwa dalam insiden kecelakaan maut itu.
"Nah dari 11, 10 penumpang terdiri dari guru dan siswa, pelajar SMK," kata Jules kepada awak media, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Jules menuturkan dari belasan korban jiwa itu tak semuanya berstatus pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok.
Kata ia, seorang pengemudi motor yang terlibat pada insiden kecelakaan maut tersebut turut meninggal dunia.
Tak hanya itu, seorang guru turut menjadi korban jiwa atas insiden kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok tersebut.
"Kemudian ada satu korban warga sekitar yang parkir kemudian kena terlibat dengan kecelakaan tersebut dan meninggal di tempat. Satu guru pendamping siswa, sembilan siswa," ungkapnya. (raa)
Load more