Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Habib Muhammad bin Salim Alatas meminta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta melihat resiko bencana alam seperti banjir dan gempa saat membangun fase 2A yang akan menghubungkan stasiun Bundaran Hotel Indonesia sampai dengan Kota.
Hal itu disampaikan Habib saat meninjau progres pembangunan moda transportasi cepat berbasis rel itu.
Terlebih seluruh stasiun pada fase 2A ini terletak di bawah tanah dengan kedalaman 17 meter hingga 36 meter.
“Di Jalan Sudirman itu tidak banjir, tapi sekalinya banjir itu besar sekali. Sehingga harus ada antisipasi termasuk skenario evakuasi. Selain itu, kawasan Jakarta tiap tahun turun permukaan tanahnya. Tentu ini juga perlu diantisipasi,” ujar dia di proyek pembangunan Stasiun Monas, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2024).
Di kesempatan yang sama, Project Manager PT MRT Jakarta fase 2A sesi CP 201 Indra Gunawan menjelaskan desain pembangunan fasilitas MRT sudah dirancang dengan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.
“Kita membangun dengan perhitungan kalau ada air masuk ke dalam tanah dan kondisi force majeure,” ungkap Indra.
Dia mengungkapkan, progres pembangunan secara keseluruhan fase 2A ini berjalan baik.
Bahkan lebih cepat dari yang ditargetkan dan memastikan bahwa jalur terowongan MRT sudah mempertimbangkan keamanan utilitas.
“Progres keseluruhan saat ini sudah lebih dari 34 persen. Sedikit lebih maju daripada rencana kita. Tunel kedalamannya 20 hingga 27 meter. Lebih aman untuk utilitas, karena utilitas kota saat ini antara 1,5 sampai 2,5 meter,” tandas Indra.
Info dari website jakartamrt.co.id , fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.
Setiap stasiun akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang mobilitas pengguna jasa seperti retail, lift, tangga, eskalator, hingga parkir sepeda.
Setiap stasiun juga dirancang agar terintegrasi sempurna dengan jalur moda transportasi massal lainnya seperti busway.
Tujuannya guna akan memudahkan setiap pengguna jasa untuk berpindah moda transportasi.
Berbeda dengan fase 1, sejak awal pembangunan fase 2A dilakukan dengan konsep transit-oriented development.
Sejumlah infrastruktur dibangun sekaligus saat pembangunan konstruksi stasiun dan terowongan.(agr/lkf)
Load more