Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengabarkan kabar buruk soal gempa di Jakarta, pada Rabu (15/5/2024).
BMKG melaporkan telah terjadi gempa dengan kekuatan M5,4 di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu 15 Mei 2024, pukul 16.42 WIB.
Pusat gempa berada di darat 19 km Tenggara Kepulauan Seribu pada koordinat 5.84 Lintang Selatan – 106.68 Bujur Timur.
"Gempa Mag:5.4, 15-Mei-24 16:42:56 WIB, Lok:5.84 LS,106.68 BT (19 km Tenggara KEPSERIBU-DKI), Kedlmn:264 Km, tdk berpotensi tsunami ," ungkap BMKG dalam keterangan resminya.
BMKG juga memastikan gempa di Kepulauan Seribu Jakarta tidak berpotensi tsunami.
BMKG menambahkan informasi ini mengutamakan kecepatan sehingga belum dipastikan dampak gempa.
“Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengungkap ada tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta.
Ketua Subkelompok Urusan Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono mengatakan, pengungkapan sumber ancaman gempa tersebut sebagai upaya untuk memitigasi bencana.
"Tiga ancaman itu, yakni zona megathrust di selatan Jawa Barat, zona megathrust di selatan Selat Sunda dan sesar aktif di daratan," kata Rian Sarsono di Jakarta, Minggu (29/4/2024).
Rian menjelaskan bahwa sesar aktif di daratan yang berada di Sesar Baribis, Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri.
"Pada 14 Agustus 2023, BMKG mencatat gempa terakhir di Jakarta, yakni Kepulauan Seribu dengan 4,5 Magnitudo dan kedalaman gempa 227 kilometer," ujar Rian.
Dia membeberkan, ada sebanyak sepuluh ancaman bencana di Jakarta, yakni gempa bumi, banjir, kebakaran, cuaca ekstrem, wabah penyakit, abrasi, likuifaksi, gagal teknologi, kekeringan dan tsunami.
Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan pada dampak gempa bumi, banjir dan kebakaran.
Salah satu program yang dilaksanakan, yakni sistem evaluasi ketangguhan gedung bertingkat terhadap gempa bumi (Sigap) yang memastikan non struktural bangunan menghadapi bencana.
"Sigap ini melihat non struktural seperti tim tanggap darurat, apakah pernah melakukan simulasi di gedung tersebut, hingga ketersediaan jalur evakuasi yang aman," ujar Rian.
Beragam upaya tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk memastikan tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Terlebih, usai Jakarta yang tak lagi menjadi ibu kota maka ditargetkan bisa mewujudkan kota global yang ramah untuk masyarakat menanamkan bisnis.
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.258 bencana terjadi di Jakarta sepanjang tahun 2023 yang umumnya berupa kebakaran permukiman dan gedung.
"Sepanjang tahun 2023, BPBD DKI mencatat terjadi sebanyak 1.258 kejadian bencana di Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan di Jakarta.
Isnawa menuturkan bencana tersebut didominasi kebakaran pada gedung/pemukiman (864 kejadian), banjir (65 kejadian) serta pohon tumbang (234 kejadian).
Lalu tanah longsor (22 kejadian), angin kencang (4 kejadian) dan bencana atau peristiwa lainnya (69 kejadian).(lkf)
Load more