Jakarta, tvOnenews.com - Pelaku penikaman imam mushola di wilayah Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat masih berkeliaran.
Polisi membentuk tim khusus untuk memburu sosok misterius yang menikam imam mushola berinisial MS (71) di wilayah Kedoya Utara, pada Kamis (16/5) dini hari.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol. M Syahduddi saat ditemui di Jakarta, Jumat (17/5/2024).
"Penyidik gabungan dari Polres Jakbar dan Reskrim Kebon Jeruk sudah kita bentuk menjadi satu tim untuk sama-sama bergerak mencari keberadaan pelaku," ungkapnya.
Hingga kini, polisi telah memeriksa tiga orang saksi terkait kasus penikaman yang menyebabkan MS tewas usai dilarikan ke rumah sakit.
"(Ada) tiga orang saksi," kata Syahduddi.
Selain itu, polisi juga telah memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian serta memeriksa jalur yang dilintasi oleh pelaku sebelum dan sesudah kejadian.
"Saat ini kita sedang melakukan proses penyelidikan dengan mengumpulkan petunjuk maupun bukti-bukti, keterangan saksi-saksi yang ada di TKP, melakukan penelusuran terhadap CCTV yang ada di sekitar TKP terkait dengan kedatangan pelaku dan juga lintasan jalur yang digunakan pelaku," jelasnya.
Lebih lanjut, Syahduddi mengungkapkan berdasarkan hasil visum, korban tewas karena luka tusuk di bagian belakang kanan tubuhnya.
"(Luka tusuk) di bagian belakang, menghadap bagian lambung sisi sebelah kanan," ungkapnya.
Seorang saksi di lokasi, Supriyadi, mengatakan bahwa penikaman terjadi tempat wudhu Mushala Uswatun Hasanah.
"Pas waktu adzan subuh kan kita langsung naik ke atas tuh (lantai atas musala). Saya lagi solat sunnah dua rakaat, enggak lama pak ustadz teriak dua kali 'maling, maling'. Enggak lama jamaah pada turun (menuju tempat wudhu) lihat si korbannya sudah berdarah-darah," katanya di lokasi.
Supriyadi mengatakan bahwa korban ditusuk pada punggung bagian kanan.
"Katanya sih ditusuknya di belakang. Tapi pas ditusuknya saya enggak lihat karena kan kejadiannya itu di tempat wudhu, itu kan gelap. Kita kan shalatnya di atas, jadi kita enggak ada yang tahu. Tahunya pas korban sudah berdarah saja," ujar Supriyadi. (ant)
Load more