Jakarta, tvOnenews.com - Pengacara terpidana pembunuhan Vina, Jogi Nainggolan mengungkapkan bahwa polisi telah salah tangkap dan Polresta Cirebon telah berbohong.
Setelah kembali viral, kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya Eky di Cirebon mulai banyak menimbulkan fakta-fakta baru.
Baik keluarga Vina dan Eky telah buka suara mengenai sudut pandang mereka terkait kejadian pembunuhan yang harus merenggut nyawa dua remaja tersebut.
Di satu sisi, para terpidana pembunuhan Vina dan Eky juga mengungkapkan sudut pandangnya. Bahkan, terungkap sejumlah fakta mencengangkan.
"Secara terus terang kami mengatakan bahwa klien kami adalah bukan dari pada pelaku kejahatan seperti yang ditunjukkan berkas perkara," kata Jogi, dalam Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne, dikutip Minggu (19/5/2024).
Diketahui, ayah Eky adalah anggota Polri bernama Iptu Rudiana menjabat sebagai Kapolsek Kapetakan, Cirebon.
Menurut Jogi, ayah Eky telah melakukan tindakan arogan dengan menangkap orang yang tidak bersalah.
Jogi menjelaskan, kliennya pada saat kejadian berada di lokasi lain bersama dengan sembilan orang lainnya, salah satunya adalah anak Pak RT.
Lokasi tersebut adalah rumah Bu Nining. Namun, karena berisik rombongan pemuda itu diminta pindah ke rumah Pak RT.
"Artinya ada dua titik yang mereka tempat malam itu. Satu di depan rumah Bu Nining, dan satu depan rumah Pak RT," kata Jogi menjelaskan.
Anehnya, lanjut Jogi, sosok Bu Nining ini tidak dijadikan salah satu saksi dalam pengungkapan kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Selain itu, salah satu terpidana pembunuhan bernama Rifaldy alias Ucil pada tanggal 30 Agustus 2016 dilakukan penahanan karena membawa senjata tajam dengan tuduhan Undang-undang Darurat.
Rifaldy pun mengaku tidak mengenal dengan tujuh terpidana lainnya, tapi disidangkan bersama satu perkara dengan samurai miliknya.
"Dan di beberapa dokumen yang bisa kami perlihatkan dalam berkas perkara ini jelas di sini banyak kebohongan dilakukan penyidik Polresta Cirebon Kota," kata Jogi.
Selain itu, Jogi juga menyoroti soal alasan polisi tidak memeriksa CCTV karena tidak punya ahli.
Padahal, menurut dia teknologi sudah canggih dan penelitian sudah lebih mudah dilakukan.
"Itu adalah salah satu upaya untuk mengelabui," tegas Jogi. (iwh)
Load more