Jakarta - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Muhammad Martak angkat bicara perihal cuitan mantan politikus Partai Demokrat,Ferdinand Hutahaean yang dikecam oleh berbagai pihak karena dianggap mengandung unsur SARA.
Ketua GNPF Ulama itu meyakini bahwa cuitan Ferdinand kali ini dapat dikenakan pasal untuk ujaran kebencian.
"Seperti yang sudah diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE, bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan. Delik tersebut bukan delik aduan, Insya ALLAH saya yakin seyakin yakin nya aparat Kepolisian mempunyai ahli IT dan bahasa yang dengan mudah akan menjerat dan sesegera mungkin dapat menangkap dan memproses kasus tersebut," kata Yusuf Martak.
Yusuf juga menegaskan bahwa umat islam bukanlah pecinta kegaduhan dan tidak mungkin mengambil tindakan di luar hukum.
"Umat Islam bukan umat pencinta kegaduhan dan mengambil tindakan di luar hukum, karena NKRI adalah negara hukum maka peran aparat kepolisian sangat diharapkan respon positifnya," harap Yusuf.
Sebelumnya, Ferdinand pada Selasa (4/1/2022) membuat sebuah cuitan yang menarik perhatian netizen.
"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," cuit Ferdinand kala itu.
Cuitan tersebut membuat ngamuk sebagian pihak. Dia pun menyadari hal itu dan menegaskan cuitannya tidak menyerang siapapun.
Mantan politikus Partai Demokrat yang juga pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean itu akhirnya mengunggah video klarifikasi tentang cuitannya yang membuatnya menjadi trending di Twitter dengan tagar "Tangkap Ferdinand". Dia menegaskan, cuitannya yang viral itu tidak dimaksudkan untuk siapapun.
"Cuitan saya yg kemudian viral, semoga semua bisa paham. Bahwa sesungguhnya itu dialog antara pikiran dan hati saya yg sedang down. Bukan untuk menyasar kelompok tertentu, orang tertentu dan agama tertentu. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Terimakasih," kata Ferdinand sebagai pembuka untuk videonya.
Video tersebut dia upload sekitar 20 jam setelah cuitannya yang viral.
"Memang setelah itu saya tidak bisa memantau media sosial karena ada kesibukan yang tidak bisa saya tinggal. Namun demikian, yang mau saya sampaikan kali ini adalah bahwa cuitan saya tersebut tidak sedang menyasar kelompok tertentu, kaum tertentu, orang tertentu, atau agama tertentu," katanya mencoba menjelaskan.
Lelaki yang sebelum pilpres 2019 menjadi oposisi pemerintah ini kemudian meminta maaf.
"Saya minta maaf kepada siapapun yang merasa cuitan saya mengganggu atau membuat siapapun tidak nyaman. Tetapi intinya itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya, bukan menyerang siapapun. Tidak mungkin saya bicara dengan orang lain Allahmu, Allahku, karena kita punya tuhan yang satu. Jadi tidak mungkin saya bicara seperti itu kepada siapapun kecuali kepada diri sendiri. Saya harap dengan ini semua bisa mengerti memahami, dan saya ucapkan terima kasih, salam sehat selalu, semoga sejahtera," tutupnya.(act/put)
Load more