Jakarta, tvOnenews.com - Begini kronologi seorang siswi SD di Padang Pariaman disiram bensin oleh temannya hingga terbakar saat sedang lakukan gotong royong di sekolah.
Seorang siswi SD di Padang Pariaman bernama Adelia menjadi korban bully oleh temannya yang menyiram bensin ke tubuhnya hingga harus tewas terbakar.
Adelia, siswi SD yang masih berusia 11 tahun itu sempat dirawat di rumah sakit selama kurang lebih satu bulan untuk mengobati luka bakarnya, namun nyawanya tak tertolong.
Kakak korban, Media Madona atau Dona mengungkapkan sang adik mengalami luka bakar 80 persen gara-gara perbuatan temannya itu.
Ia mengkisahkan, saat itu memang sedang angin kencang ketika sekolah mengadakan acara gotong royong.
"Itu ada angin kencang, dia lagi bakar sampah tiba-tiba temannya mengambil botol bensin langsung disemprot ke arah Adelia," kata Dona, diwawancarai tvOne, Jumat (24/5/2024).
Angin kencang kemudian membuat api di dekat Adelia menyambar tubuhnya hingga terbakar.
Saat tubuh Adelia terbakar, ia langsung berlari ke kamar mandi untuk menyelamatkan diri. Namun, saat itu kamar mandi terkunci.
"Dia lari ke kamar mandi lalu kamar mandinya terkunci, kemudian dia lari lagi ke depan kelas. Barulah di kelas dia semua teriak teman-teman dan gurunya. Bahkan, sempat pingsan gurunya dua orang," kata Dona menjelaskan.
Pada saat Adelia dalam kondisi terbakar, ia lalu disuruh untuk berguling di tanah agar apinya padam.
Setelah api di tubuhnya padam, siswi SD itu lalu dibawa ke puskesmas terdekat oleh sekolahnya.
Ternyata, selama ini Adelia adalah korban bullying atau perundungan di sekolahnya.
Namun, gadis 11 tahun itu tidak pernah menceritakan perundungan yang ia alami.
Setelah menjadi korban terbakar, Adelia baru menceritakan semua hal tidak menyenangkan yang ia alami di sekolah.
"Kami pun kagetnya, setelah dia dirawat selama 35 hari, kan dipulangkan. Jadi baru dibuka sama Adelia ini selama ini dia sering dibully, didorong," kata Dona.
Adelia pun sempat mengadu ke guru, namun justru disalahkan karena bergaul dengan laki-laki.
"Gurunya bahkan menyalahkan dia, gurunya bilang, kamu kan perempuan, ngapain kamu main sama lak-laki?" kata Dona.
Terkait hal ini, Dona menyebut pihak keluarga sudah membawanya ke ranah hukum.
"Kami pada hari almarhumah meninggal 21 Mei kemarin, kami sudah buat pengaduan," ujar dia. (iwh)
Load more