Jakarta, tvOnenews.com - Anggy Umbara, sutradara Film Vina: Sebelum 7 Hari blak-blakan soal adanya intimidasi dari oknum polisi saat proses syuting kisah Vina, korban pembunuhan dan pemerkosaan di Cirebon 2016 silam.
Diketahui, kasus pembunuhan yang menimpa Vina dan kekasihnya Eky pada 2016 silam kembali diperbincangkan setelah tayangnya Film Vina: Sebelum 7 Hari di bioskop.
Setelah kembali viral, terungkap fakta-fakta baru yang menjanggal dalam kasus tersebut. Bahkan masih ada pelaku yang sampai saat ini belum ditangkap.
Dalam kanal YouTube RJL 5 - Fajar Aditya, Anggy Umbara selaku sutradara Film Vina: Sebelum 7 Hari mengungkapkan pernah didatangi oknum polisi.
"Itu orang yang mengaku-ngaku polisi memberhentikan proses syuting di hari kelima. Dia minta izin mana mengintimidasi. Gak pake seragam, dia menolak untuk ditanya siapa nama mereka, identitas mereka tapi mengakunya polisi. Sewenang-wenanglah terus diminta skenarionya mana semuanua diminta gitu kan," ujar Anggy Umbara dikutip Sabtu (25/5/2024).
Anggy Umbara menyebut cara oknum polisi utu bukanlah seperti seorang abdi negara melainkan layaknya penagih utang
"Tapi ini bukan polisi ini kayak debt collector mau nagih motor gitu. Sangat menintimidasi lah, minta skenario lah, minta apa segala macam padahal gak ada keharusan kita ngasih skenario gitu kan," ungkapnya.
Menurutnya tindakan uknum polisi itu salah. Anggy Umbara menyebut bahwa skenario bersifat rahasia dan tak boleh diumbar ke orang lain bahkan pemain sejalipun.
"Skenario itu sebuah rahasia perusahaan yang gak boleh dibocorkan kepada siapapun bahkan ke satu pemain ke pemain lainnya pun kadang dari produser merahasiakan itu. Pemain ini gk boleh tahu nih endingnya ini kayak gitu jadi biar emosional itu."
"Gak sembarangan orang dari luar eh produksi tau-tau minta skenario iti hak boleh. Gak bisa terjadi itu apalahi di negara yang negara hukumlah seperti kini in," jelasnya.
Tak nyaman dengan tindakan oknum polisi itu, Anggy Umbara lantas menghubungj pihak Polda untuk menanyakan langsung.
"Kita konfirmasi ke Polda lah lebih tinggilah soalnya dia kan bilangnya dari Kapolsek atau Kapolres. Jadi kita tanya kan dari rekan kita juga kan soalnya kita udah punya izin semuanya aman gitu kan. Ditanya mereka gak lama kemudian dia mau ngomong mau minta datanya sudah gak ada," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Anggy Umbara mengungkap bahwa Vina sudah lama dibully di sekolahnya.
"Kalau ngomongin kronologi sebenarnya ya panjang sih. Sebenarnya kayak awal-awalnya tuh yang saya tahu ya Vina tuh almarhumah udah dibully dari sekolahannya. Jadi sudah lama sih dia dibully disekolahnya di teman-teman sekilahnya," ujar Anggy Umbara.
Menurutnya, orang-orang yang membully Vina lantaran tidak suka melihat orang lain bahagia.
Anggy Umbara mengatakan Vina kerap mendapatkan perkataan kasar tentng ibunya yang menjadi TKW di luar negeri.
"Gak tahu ya gak suka mgelihat orang lain senang gitu ada kayak gitu kan. Dia ibunya kan TKW kan kerja di luar tapi selalu dibully kayak itulah pembantulah ibunya gitu."
"Mulut-mulut orang-orang jahat banget si sampe akhirnya dia ngelawan, sampe akhirnya dia pindah sekolah juga karena dibully," sambungnya.
Anggy Umbara menyebut Vina adalah sosok yang penuh semangat.
Dalam kanal YouTube tersebut juga ia membeberkan kronoli pembunuhan Vina di Cirebon 2016 silam.
"Gua lihat karakter dia memang bisa dibilang dia full of spirit lah energinya dia tuh gede gitu. Energinya tuh something unik lah gitu," tuturnha.
"Jadi kejadiannya pun kronologinya adalah di suatu malam dia keluar malam mingguan kan terus dia pergi bilangnya mau makan-makan. Tiba-tiba rumah diketuk dibilangnya dia kecelakaan, yang ngetuk itu adalah salah satu pelaku dari si geng motor ini," jelas Anggy Umbara.
Diketahui, sosok Pegi atau Perong berhasil ditangkap pihak kepolisian di Bandung pada Rabu (22/5/2024).
Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Surawan.
Diketahui Egi diduga menjadi otak pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina lantaran ditolak cintanya.
"Ya. Benar. Atas nama Pergi Setiawan diamankan tadi malam di Bandung," kata Surawan.
Setelah dilakukan penangkapan Egi akan diperiksa dan dimintai keterangan mendalam. Namun Surawan tidak membeberkan lebih rinci tentang penangkapan Egi.
Ditangkapnya Egi ini menyisakan 2 DPO lain yaitu Andi dan Dani yang masih belum juga diketahui keberadaannya.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham Abast meminta agar DPO menyerahkan diri. Ia juga meminta orangtua DPO untuk tak menutupi keberadaan mereka.
"Mengimbau kepada tiga tersangka yang masih DPO dan orang tua mereka, kami meminta agar mereka segera menyerahkan diri kepada kami sehingga kami dapat memproses sesuai dengan undang-undang yang berlaku," katanya.
"Kami akan terus melakukan upaya pencarian. Jika mereka tidak menyerahkan diri dan mencoba melarikan diri, kami akan mengambil tindakan tegas dan terukur, termasuk penembakan di tempat," tutup Abast. (nsi/ree)
Load more