Jakarta, tvOnenews.com - Empat (4) Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islamic Development Network (IDN) Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan mendali juara best performen dalam Kompetisi Robotika Remaja Guangxi ke-21.
Diketahui juga, bahwa Kompetisi Robotika Remaja Lintas Regional itu, untuk Negara-negara ASEAN, yang diselenggarakan oleh Guangxi Adolescent Robotic Competition (GARC)
di Laibin, Guangxi, Tiongkok.
Keempat siswa itu adalah, Aurell Ghania Ramadhani, Furqon Abdul Aziz, Rayhan Kenzie Avando, dan Mohammed Jiazhen Faheem. Mereka didampingi seorang guru IT, Mrs Feti Paramida.
"Kami meraih juara the best perfomen dalam kompetisi ini, mendapat sertifikat dari Penyelenggara GARC, dalam rangka turnamen robotik kali ini," kata pendamping Feti Paramida, Minggu (26/5/2024).
Melalui kompetisi ini, kata Feti, selain mengasah siswa menjadi jago IT (Information Technology), para siswa juga terus bercita-cita lebih tinggi di tingkat internasional dan bisa terus mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
"Berkumpul dengan orang-orang hebat, dan juga pastinya mandiri. Salah satunya dengan kompetisi atau perlombaan di kancah internasional ini. Dari peserta mau pun pembimbing mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan dapat berkomunikasi menjalin relasi dengan banyak sekolah di negara negara lain, dari Tiongkok dan dari kunjungan ke universitas yang kita datangi di Guangxi," tutur Feti.
Feti menjelaskan, IDN sendiri mempersiapkan siswanya untuk ajang internasional dengan kemampuan bahasa Inggris aktif. Selain agar mampu menguasai IT, bahasa Inggris dapat mengantarkan siswa mudah beradaptasi dalam mengasah ilmu IT di luar negeri. Sebab, IT tak lepas dari bahasa Inggris.
"Bahasa Inggris kita pelajari secara aktif karena visi kita menuju dunia yang serba moderen ketika berangkat ke luar negeri, lomba di luar negeri. Kita melakukan backpaker komunikasi yang kita lakukan adalah bahasa Inggris sehingga keseharian menggunakan bahasa Inggris juga. Meskipun sedang belajar, komunikasi bersama guru dan teman-teman sehari-hari mengunakan bahasa Inggris," ucapnya.
The 21st Guangxi Adolescent Robotics Competition and Cross-Regional Robotics Invitational Tournament for Teenagers from ASEAN Countries sendiri berlangsung dari tanggal 18 hingga 19 Mei 2024.
Dalam kompetisi tersebut para anak yang menekuni dunia IT robotic berkompetisi keterampilan dasar robot, kompetisi hegemoni robot, kompetisi robot pengangkut kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Selain itu, kompetisi mempopulerkan tantangan inovasi robot, kompetisi trek super, kompetisi kreativitas robot, dan tantangan rekayasa pena cetak 3D.
Dalam kompetisi ini melibatkan 4.000 peserta, 1.000 peserta berasal dari Tiongkok, dan 3.000 perserta berasal dari negara di Asean termasuk antaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Kompetisi ini juga dihadiri Gubernur Guanxi dan pejabat parlemen Tiongkok. Indonesia menjadi peserta yang disorot media Tiongkok. Bahkan, menjadi peserta yang paling banyak dimintai foto.
"Terus peserta juga banyak yang minta-minta foto. Banyak yang kasih sovenir juga buat Aurell buat kenang-kenangan boneka panda. Semua panitia dan peserta minta foto-foto sama kita. Mungkin jarang mereka lihat sebelumnya," ungkap Feti.
Salah seorang siswi Aurell Ghania Ramadhani dia mengaku bangga bisa mewakili Indonessia melalui sekolahnya ke kanca Internasional.
Selain mendapat teman baru, dirinya mendapat pengalaman dan ilmu baru saat kompetisi.
"Sangatlah excited, merasa bangga sebagai siswa yang terpilih mewakili Indonesia di kanca Interansional. Bisa dapatkan ilmu banyak pengetahuan baru, oh ternyata teknologi di china seperti ini, sehingga ini membuka wawasan memberikan pengalaman kita dari Indonesia," ungkapnya.
Selain Aurell, peserta lain, mengaku pejalanan pertama menginjakkan kaki di negara tirai bambu tersebut dan meninggalkan momen yang berkesan menjadi tamu.
"Sangat senang merasa bangga, ketika berada di sini bisa melihat gedung tinggi, pelayanan panitianya sangat baik menyambut dengan baik, dijemput dengan baik di antar ke hotel ketika perlombaan berlangsung diservis dengan baik mengantarkan ke mana-mana ke bis ke tour ke kampus," ungkapnya.
Furqon mengaku bangga dan senang bisa membawa mendali penghargaan dari Guangxi Adolescent Robotic Competition (GARC). "Saya sangat senang sekali mendapatkan mendali sari komite organisasi GARC," imbuhnya.
Feti menambahkan, SMP IDN sendiri sekolah yang mempelajari IT. Selain itu, bahasa Inggris, Diniyah, dan juga Tahfiz.
Hal itu karena SMP IDN adalah pesantren, di mana para siswa juga belajar Diniyah yakni belajar agama dan menjadi penghafal dalam hal ini hafiz Al-Quran.
Sehingga, ilmu agama menjadi bekal dalam keseharian siswa termasuk saat berada di Tiongkok.
Dalam mempelajari IT sendiri, kata Feti, para siswa digembleng belajar selama tiga tahun dari materi IDN yaitu bisa membuat game, membuat website, membuat robot, mengedit video, desain, dan juga membuat aplikasi.
"IDN Insya Allah siswa bisa menguasai tentang ilmu-ilmu yang ada di dunia IT meskipun di umur yang masih relatif masih SMP. Insya Allah di pesantren melakukan hafalan Alquran karena untuk menjadikan generasi yang sukses di dunia dan di akhirat," ucapnya. (aag)
Load more