Jakarta, tvOnenews.com - Asosiasi Lawyer Muslim Indonesia (ALMI) melaporkan produser film Vina: Sebelum 7 Hari (2024) ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Dalam laporan itu, ALMI menuding film yang diangkat dari kasus pembunuhan Vina itu menyebabkan kegaduhan di masyarakat.
Selain itu, mereka menduga hal tersebut bisa berpotensi menggiring opini yang memengaruhi proses penyidikan.
"Fikm itu mengundang banyak polemik dan asumsi liar tentang penanganan dan fakta yang ditayangkan dalam film Vina," ujar Ketua Umum ALMI, Zainul di Bareskrim Polri, Selasa (28/5/2024).
Adapun, produser film Vina: Sebelum 7 Hari diketahui ialah Deeraj Khalwani.
Sebelumnya, Deeraj mengungkapkan alasannya menggarap film tersebut dari kisah nyata pembunuhan Vina Cirebon.
Produser Film Vina: Sebelum 7 Hari, Deeraj Khalwani mengungkapkan tiga pesan khusus dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon yang menggemparkan publik.
Seusai viral hingga menjadi atensi semua pihak, film tersebut pun sukses meraih 5,5 juta penonton yang penasaran dengan kasus pembunuhan tahun 2016 itu.
Deeraj mengaku awalnya memilih menganggat kasus Vina untuk diangkat ke layar lebar, karena ada pesan-pesan khusus yang perlu diperhatikan.
Dia menjelaskan terdapat tiga pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut kepada masyarakat soal penegakan hukum di Indonesia.
"Film ini kan ada tiga, yang penting itu satu mengenai bahayanya bully, kedua mengenai geng motor liar, ketiga mengenai pergaulan," ujar Deeraj dalam wawancara khusus dengan tvOne, Selasa (28/5/2024).
Deeraj menjelaskan pihaknya telah berbicara dengan keluarga almaruhumah Vina terkait pembuatan film tersebut.
Dia menekankan kepada pihak keluarga Vina bahwa film tersebut akan banyak memberikan efek positif bagi masyarakat, terutama soal bahaya perundungan.
"Kita mau kasih awareness untuk bully, mengenai pergaulan yang salah gitu, dari pesan-pesan itu yang membuat saya dan tim tertarik untuk mengangkat film ini," jelasnya.
Selain itu, Deeraj mengungkapkan alasannya mengangkat kisah nyata pembunuhan Vina itu bergenre horor.
Menurut dia, pihaknya awalnya mengetahui adanya video viral soal kesurupan Vina yang menjadi berbincangan hangat masyarakat saat itu.
Namun, Deeraj menegaskan dalam film tersebut bukan hanya mengangkat sisi horornya, melainkan investigasi dari kasus pembunuham Vina.
"Jadi, kita make sure bahwa enggak pure horor, tapi ada investigasinya ada crime-nya dan tentunya dicampur horor karena ada video kesurupan itu," paparnya.
Meski demikian, dia tak memungkiri bahwa film Vina: Sebelum 7 Hari tersebut memang terdapat dramanya.
Sebab, dia mengatakan pihak pertama yang menceritakan kasus tersebut ialah keluarga Vina.
"Ini kan namanya film ya itu kreatif dan pasti sebuah film itu pasti ada dramatisi juga gitu dan awalnya kita mengangkat narasumber kita ya keluarga almarumah," jelasnya.
Kemudian, Deeraj mengatakan setelah mengetahui dari keluarga Vina, pihaknya turut melakukan riset dengan membaca berita di media pada 2016 silam.
Dalam riset tersebut, memang diketahui bahwa masih ada tiga daftar pencarian orang (DPO) kasus pembunuhan Vina.
"Namanya film harus ada dramatisasi yang tadi saya bilang kita cross check sama keluarga dan kita cross check juga dengan media-media yang tahun 2016 dan memang di sana menyatakan bahwa masih ada 3 DPO gitu," kata dia.
Seusai film itu ramai dibicarakan masyarakat, Deeraj mengaku bahwa pesan dalam kasus tersebut akhirnya tersampaikan.
Sebab, dia merasa seusai mendapat perhatian masyarakat, pihak kepolisian makin gencar melakukan penegakan hukum.
"Saya melihatnya positif kita pertama kita membuat film ini kan mengenai poin yang tadi saya sebut ternyata film tayang di hari ketiga hari keempat karena dorongan netizen, polisi juga bersamaan membuka kasus ini," ujarnya.
"Saya melihatnya positif untuk keluarga almarumah. Kan, keluarga almarumah mendapat penjelasan keadilan gitu karena selama 8 tahun ini keluarga sendiri yang bilang bahwa mereka tidak tahu apa-apa," imbuhnya.(lgn)
Load more