Jakarta, tvOnenews.com - Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Andreas Anangguru Yewangoe menyatakan, memperingati hari Pancasila merupakan lengingat untuk terus menjaga persatuan Indonesia.
Penguatan nilai-nilai Pancasila itu, tidak bisa lagi dilakukan dengan cara indoktrinasi seperti di masa lampau, namun perlu dilakukan lewat kegiatan-kegiatan partisipatif oleh guru yang memiliki pemahaman akan pentingnya Pancasila sebagai fondasi bangsa yang majemuk.
Dirinya menjelaskan Pancasila bukan mantra untuk membawa bangsa yang adil dan makmur, namun, harus diterapkan secara realistis.
"Kita sering menjadikan Pancasila sebagai ritus untuk dihafalkan setiap hari Senin, tapi tidak seperti itu, yang harus dilakukan membumikan nilai-nilai Pancasila artinya sungguh-sungguh berpijak pada realitas," jelasnya dalam webinar internasional dalam rangka Hari Lahir Pancasila di dikutip Jumat (31/5/2024).
Yewangoe mengakui pengamalan nilai-nilai Pancasila terus menjadi tantangan bangsa Indonesia.
Dirinya mencontohkan soal banyaknya kasus-kasus pelanggaran hak kebebasan beragama dan beribadah.
Bahkan, Pancasila juga mengalami tantangan dengan kemunculan ideologi transnasional yang mendorong intoleransi dan radikalisme.
"Kita masih mengalami persekusi terhadap orang yang sedang beribadah. Itu sangat sulit diterima di dalam negara Pancasila," tuturnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho menambahkan dalam memperingati hari Pancasila merupakan renungan bagi Indonesia atas pentingnya Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.
"Terkadang saking semangatnya kita mengejar kemajuan, takut tertinggal negara-negara lain, kita lupa bahwa kemajuan hanya bisa terarah, membawa manfaat bagi bangsa dan manusia, serta langgeng, apabila kita selalu ingat dan berpijak pada nilai-nilai fondasi kita, dan Pancasila sebagai nilai-nilai utama fondasi ini," tuturnya.(aha/lkf)
Load more