Bekasi, tvOnenews.com - Aksi pembunuhan sadis dilakukan oleh lansia berinisal DS (61) terhadap GH (9) anak dari tetangganya.
Bocah perempuan itu dihabisi oleh pelaku dengan cara dibekap dengan bantal kemudian dicekik.
Setelah dipastikan tewas, korban dimasukkan ke dalam karung, jasadnya kemudian dimasukkan ke dalam lubang pompa air sedalam 2 meter.
. Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan sejumlah benda-benda yang terindikasi berkaitan dengan perdukunan.
"Praktik perdukunan, tapi tidak terkait dengan kasus pembunuhan terhadap korban," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP M Firdaus saat dihubungi wartawan, Senin (3/6/2024).
Akan tetapi, Firdaus menyampaikan, D bukan dukun, melainkan temannya yang berinisial M lah yang melakukan praktik perdukunan tersebut. M sendiri akan diperiksa sore ini.
Pantauan tvOnenews di tempat kejadian perkara (TKP), lokasi lubang tempat korban dibuang masih digaris polisi.
Lubang tersebut persis berada di belakang rumah pelaku. Jika dilihat dari kejauhan, lubang tersebut tertutup oleh batu kali yang menumpuk di belakang rumahnya.
Namun jika dilihat dari dekat, lubang tersebut terhalang oleh pohon cabai dan pohon kecubung yang mengelilingi lubang tersebut.
Selain pohon, di sekitar lubang sedalam 2,5 meter itu juga terdapat beberapa kaca mobil bekas dan kendi berwarna jingga setinggi 50 cm.
Sejumlah warga juga terlihat masih berdatangan ke TKP. Mereka memperbincangkan kejadian yang baru pertama kali terjadi di lingkungannya.
Endong (45), tetangga pelaku menuturkan, pelaku sudah beberpa tahun terakhir tinggal seorang diri. Istri dan anak-anaknya, kata Endong, telah meninggalkan pelaku sejak 2 tahun terakhir.
“Iya dia tinggal sendiri, dulu sama istrinya. Istrinya udah 2 tahun lebih niggalin rumah. Cerai juga enggak tau,” kata Endong kepada tvOnenews, Senin (3/6/2024).
Endong menuturkan, pelaku sudah belasan tahun tinggal di rumahnya tersebut. Selama itu, pelaku dikenal jarang bersosialisasi dengan warga.
Sejak GH (9) dikabarkan hilang, orang tua korban, kata Endong, sudah curiga kepada pelaku.
Pasalnya, sebulan terakhir pelaku sering memberi uang kapada anak-anak yang bermain di sekitar rumahnya.
“Kalau ngajak (masuk ke rumah) enggak, tapi suka manggil-manggil anak-anak, kalo yang mau mungkin dikasih uang,” ucap Endong.
Informasi yang diterima Endong, pelaku sudah memberikan uang kepada korban sebanyak 4 kali. “Nominalnya gak tau berapa, tapi yang jelas korban udah di kasih 4 kali,” ujarnya.
Orang tua bahkan sempat melarang korban untuk tidak menerima uang dari pelaku. Hal itu juga yang membuat orangtua korban dan warga mencurigai pelaku.
“Curiganya di situ, dia korban sering di kasih duit sama pelaku, orang tuanya juga sempet marahin anaknya, ‘kalo dikasih duit sama orang lain jangan diambil’.,” kata Endong meniru perkataan orang tua korban.
Karena kecurigaan itu, Endong bersama Ketua RT, Karang Taruna dan seorang rekannya sempat mendatangi pelaku untuk menanyakan korban pada Sabtu (1/6/2024) siang.
Pelaku justru menantang orang-orang yang datang ke rumahnya agar menggeledah seluruh isi rumah.
“Pak Didik (pelaku) ini sudah dicurigain sama orang tua yang anaknya hilang. Saya masuk ke rumahnya, berempat, saya pak RT, ketua karang taruna, sama temen saya satu,” ujar Endong.
“Jawaban dia setelah itu silahkan aja geledah, nah saya pertanyakan yang ada lubang itu. Gak puas sama jawabannya dia karena saya liat kejanggalan, ada lubang di dalam rumah,” lanjutnya.
Setelah melihat seluruh isi rumah pelaku, Endong merasa ada yang janggal dengan dua lubang yang ada di rumah pelaku.
Menurut pengakuan pelaku kepada Endong, lubang pertama untuk septic tank, sedangkan lubang kedua yang berada di belakang rumah untuk pompa air.
Endong serta Ketua RT melaporkan temuannya itu ke pihak kepolisian. Mereka kemudian bersama-sama menggerebek rumah pelaku pada Minggu (2/6/2024) dinihari.
Saat pengerbekan, warga menemukan jasad korban berada di lubang belakang rumah yang digunakan untuk pompa air. Jasad korban ditemukan dalam keadaan terbungkus karung di kedalaman 2,5 meter.
Kasat Reskirm Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus mengungkapkan, korban GH tewas akibat dibekap dan dicekik oleh pelaku.
“Korban dibekap dengan menggunakan bantal dan menggunakan tangan kanannya pelaku mencekik korban, sehingga korban meninggal dunia,” kata Firdaus, Minggu (2/6/2024).
Firdaus belum dapat memastikan, apakah ada tindak kekerasan seksual sebelum pelaku membunuh korban. Namun Firdaus memastikan, saat ditemukan korban berpakaian lengkap.
“Korban pakai baju dan celana. Ini masih dalam pemeriksaan autopsi jadi mohon waktu,” ujarnya. (msl/ebs)
Load more