Padahal, dia menyebut dari sudut pandang psikologi forensik mengandalkan daya ingat manusia itu sangat sulit.
Sebab, Reza mengatakan kasus tersebut telah terjadi delapan tahun silam, sehingga keterangan saksi bisa saja tidak akurat.
"Kenapa saya katakan itu sebagai loopholes? Karena dari sudut parsikologi forensik cara-cara yang diforsir untuk mencari pengakuan, membongkar keterangan, dan sejenisnya mengandalkan daya ingat manusia yang notabene sangat mudah terfragmentasi dan terdistorsi," jelasnya.
"Artinya sangat mudah untuk terpecah-pecah dan sangat mudah pula untuk belok kanan, belok kiri, terlebih peristiwa yang harus diingat-ingat ini berlangsung 8 tahun lalu," tambahnya.
Selain itu, Reza menyoroti bahwa peristiwa yang bakal diingat para saksi bukan hal yang sederhana, melainkan sebuah tragedi kemanusian.
Dia mengatakan kondisi itu tidak akan mudah untuk kembali diingat para saksi.
"Peristiwa yang harus diingat-ingat dan diceritakan itu sesungguhnya bukan peristiwa yang menyenangkan, (melainkan) peristiwa yang menakutkan. Peristiwa yang mengerikan ada warna kekerasan, ada warna penganiayaan," paparnya.
Load more