Sleman, tvOnenews.com - Pemerintahan Indonesia tengah mengusahakan proses evakuasi sekitar seribu warga Gaza ke Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dalam public lecture bertajuk Diplomasi Indonesia untuk Palestina di Balai Senat UGM, Senin (3/6/2025).
"Semua proses sedang jalan dan persiapan-persiapan seperti itu biasanya memerlukan waktu yang lama karena bagaimana mereka semua bisa keluar dari Gaza," ungkap Retno.
Dari waktu ke waktu, Indonesia telah mengirimkan bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan baik lewat darat maupun udara.
"Kita pernah join dengan Yordan melakukan pemberian bantuan sesuai dengan permintaan di lapangan. Waktu itu obat-obatan, selimut, parasut. Begitu kita menerima ada permintaan bantuan, kita akan upayakan," tuturnya.
Retno menyebut, pemerintah Indonesia mendatang di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto konsisten membela Palestina karena termasuk amanah konstitusi. Ia mengira tidak ada satu pemerintahan pun yang akan berani menyimpang dari konstitusi.
"Itu amanah yang harus dijalankan oleh semua," ucap Retno.
Disampakainnya, Indonesia adalah satu dari kontributor terbesar pasukan perdamaian di bawah PBB. Terutama selama 10 tahun terakhir ini, Indonesia berhasil meningkatkan jumlah penjaga perdamaian perempuan. Di lapangan, keperluan hadirnya penjaga perdamaian perempuan ternyata banyak sekali.
"Yang dimaksud oleh pak Prabowo adalah apabila PBB memutuskan untuk mengirim pasukan perdamaiannya maka Indonesia siap untuk mengirim pasukan. Sama dengan ketika PBB memutuskan untuk mengirimkan pasukan perdamaian misalnya di Sudan Selatan, Lebanon dan lainnya," kata Retno.
Langkah ini, menurut Retno, bukan hal yang pertama kali dilakukan. Akan tetapi, sudah dilakukan di beberapa tempat dengan mengirim pasukan perdamaian dan sejalan dengan institusi Indonesia untuk ikut menjaga perdamaian.
Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bersama dengan UNRWA (organisasi yang menangani pengungsi Palestina).
Sekarang ini, UNRWA tengah memerlukan bantuan keuangan untuk menangani hampir 6 juta warga Palestina di Jalur Gaza, tepi barat Yordania, Suriah dan Lebanon.
Dengan menyusutnya bantuan keuangan maka harus ada pihak-pihak yang meningkatkan bantuan di antaranya Indonesia.
Ditanya soal status keanggotan Palestina di PBB, Retno menegaskan, Indonesia akan terus berjuang melalui majelis umum dan Dewan Keamanan (DK) PBB agar Palestina diakui sebagai sebuah negara.
"Kita akan gunakan semua pengaruh kita agar tidak ada veto (di DK PBB) dan Palestina mendapat keanggotan penuh di PBB. Sekali lagi, kita menjadi negara yang berada di garis depan untuk membela Palestina," ujar Retno. (scp)
Load more