"Rambut dibakar pakai korek api, disetrum, diinjak-injak, dibalsem mata dan kemaluan. Habis dibakar, disetrum itu dipukuli terus disetrum lagi, terus disiksa lah," ungkap Aldi.
Lantas hal yang sama dialami oleh kedelapan terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Bahkan, kata Aldi, kedelapan terpidana disiksa oleh polisi melebihi dirinya agar mau menyutujui berita acara perkara (BAP) yang dilayangkan.
"Karena enggak kuat dipukul, pukulnya lebih kencan, yang lain ngaku karena enggak kuat bukan karena melakukan," ungkapnya.
Bertubi-tubi dalam waktu tersebut dirinya bersama terpidana lainnya mendapat penyiksaan dari aparat kepolisian dengan tujuan mengakui aksi pembunuhan terhadap Vina dan Eky di Cirebon.
Kendati disiksa berkali-kali, Aldi bersikukuh mengaku kepada polisi tak melakukan perbuatan yang dituduhkan kepadanya tersebut.
"Saya dari sore sampai sore lagi kekeh saya tidak membunuh. Jadi saya terus bilang saja enggak tahu, enggak tahu. Sampai akhirnya bonyok, remek (wajah saya-red), akhirnya dibebasin besok sorenya," katanya.
Load more