Muhadjir mengatakan, data EPP-GBM diproyeksikan dapat menjadi pembanding dari capaian sensus Sistem Kesehatan Indonesia (SKI) untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh pemerintah.
"EPP-GBM dan SKI dari Kemenkes. Oleh karena itu, kalau ada perbedaan, nanti kita cari mana yang lebih bisa dipertanggungjawabkan," katanya.
Muhadjir berharap metode EPP-GBM dapat meningkatkan akurasi capaian program penanggulangan stunting, agar seluruh kebijakan pemerintah terkait hal itu tepat sasaran.
"Kalau angkanya salah, intervensinya pasti salah. Tapi kalau angkanya mendekati benar, insya Allah intervensinya juga tepat," katanya. (ant/aag)
Load more