Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai sebenarnya pengusutan kasus pembunuhan Vina dan Eky adalah hal yang sederhana.
Namun, ia berpendapat saat ini muncul banyak dugaan dari masyarakat terkati polisi yang menutupi beberapa fakta soal kasus kematian Vina dan Eky.
Apalagi kini muncul banyak saksi yang mengaku diminta memberikan kesaksian palsu soal kasus Vina dan Eky tahun 2016 lalu.
Semua keterangan yang baru muncul ini membuat kasus pembunuhan Vina dan Eky makin membingungkan publik.
Bambang menilai, saat ini sudah terlalu banyak asumsi yang muncul di masyarakat terkait kasus pembunuhan dua remaja ini.
Meski demikian, hal yang dilakukan polisi tida juga menjawab kegelisahan dan kebingungan yang ada di masyarakat.
"Kasus ini sebenarnya sederhana. Mengapa berkembang sedemikian rupa dan sampai sekrang belum selesai? Ini tentu tidak lepas dari upaya kepolisian, setidaknya dugaan masyarakat, untuk menutupi (kasus ini)," kata Bambang, diwawancarai salah satu televisi swasta.
Menurutnya, dalam kasus ini sebenarnya profesionalitas dan subjektivitas polisi sedang diuji.
Bambang mengatakan, jika sejak awal polisi menjaga profesionalitasnya maka kebingungan publik tidak akan terjadi.
Ia menegaskan agar polisi segera membeberkan secara transparan soal kasus pembunuhan Vina dan Eky ini agar opini tidak semakin liar.
"Kemampuan masyarakat hanya opini, penyidikan dan penyelidikan hanya pada kepolisian. Maka kepolisian harus segera membeberkan," kata dia lagi.
Di dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky ini, disebutkan ada 9 tersangka, 8 di antara sudah menjalani masa hukuman sebagai terpidana, sementara 1 orang baru ditangkap yakni Pegi Setiawan.
Pegi Setiawan ditangkap sebagai tersangka DPO yang disebut polisi sebagai Pegi alias Perong.
Meski demikian, kini muncul banyak kesaksian bahwa Pegi Setiawan bukan Pegi alias Perong yang diduga menjadi otak pelaku pembunuhan Vina dan Eky tahun 2016 silam. (iwh)
Load more