Jakarta, tvOnenews.com - Rembuk Pemuda sukses melebarkan sayap di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sebagai upaya untuk mendorong partisipasi dan inklusivitas gerakan pemuda dalam membangun Indonesia.
Founder Rembuk Pemuda, Aidil Pananrang menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir sebagai upaya untuk membangun inklusivitas gerakan kepemudaan yang belakangan cenderung terkotak-kotakkan, jalan masing-masing, dan sulit untuk bersatu.
Padahal, persatuan anak muda adalah kekuatan untuk membawa bangsa ke arah yang lebih maju.
“Rembuk Pemuda adalah wadah yang dibangun sebagai melting pot dalam membangun inklusivitas gerakan kepemudaan dari berbagai latar belakang. Kita tahu bahwa memajukan bangsa tidak bisa hanya dilakukan oleh satu kelompok atau golongan, tidak bisa dilakukan oleh hanya satu warna atau satu latar belakang kepentingan saja," kata Aidil dalam keterangannya, Jakarta, Senin (17/6 2024).
"Sebaliknya, semua harus berembuk, berkolaborasi, serta berdiskusi dengan tidak mengedepankan perbedaan, melainkan mementingkan persatuan untuk membangun Indonesia," sambungnya.
Rembuk Pemuda sebelumnya telah menginisiasi kegiatan ini di 13 provinsi dengan membawa pesan persatuan untuk menegasikan berbagai egosentrisme gerakan, warna dan kepentingan yang biasanya muncul di kalangan anak-anak muda.
Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Pembina Rembuk Pemuda, Rahayu Saraswati D. Djojohadikusumo menyampaikan bahwa model pergerakan anak muda haruslah sesuai dengan identitas kebangsaan Indonesia, mengedepankan prinsip musyawarah mufakat yang mempersatukan untuk kebaikan masa yang akan datang.
“Budaya kita berdasarkan Pancasila yaitu musyawarah mufakat. Kita tidak boleh menerapkan sistem winner di Indonesia, yang berlaku adalah sistem musyawarah. Misal dalam kontestasi politik, kita tidak bisa menerapkan sistem winners take all atau yang menang menguasai semua, melainkan siapapun pemenang seyogyanya menjadi pemimpin bagi semua. Kata kuncinya gotong royong,” ungkap Sara, panggilan akrabnya.
“Melalui proses ini, semua pihak akan berfokus kepada gerakan kolaborasi yang membawa kebaikan untuk masa depan bangsa”, tutur Sara yang juga merupakan Anggota DPR RI Terpilih 2024-2029.
Rembuk Pemuda yang dilaksanakan di Kabupaten Mamuju ini dirangkaikan dengan diskusi yang mengangkat tema 'Peran Pemuda dalam Menghadapi Pilkada Serentak 2024'.
Dalam kegiatan tersebut turut mengundang pakar baik politisi maupun akademisi untuk memberikan pandangan dalam membangun optimisme anak muda yang ada di Provinsi Sulbar.
Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar menyoroti pentingnya pendidikan sebagai landasan pembangunan sumber daya manusia, dalam hal ini khususnya pemuda, sebagai demografi mayoritas di Indonesia saat ini.
“Sebagai Staf Khusus Presiden, saya sudah berkeliling ke puluhan kota atau kabupaten dan berjumpa langsung dengan masyarakat lintas usia dan latar belakang. Sebagaimana Ibu Bupati berikan contoh, misalnya dalam pertanian, jangan kita bayangkan petani hanya gitu-gitu saja," kata Billy.
"Salah satu gerakan yang kami motori bersama Kementan, petani milenial, mendorong pemuda untuk memanfaatkan teknologi dalam bertani, diberikan support pelatihan dan hibah. Petani-petani ini bahkan sekolah sampai S2 untuk mengembangkan pertanian di daerah mereka. Ini salah satu contoh bagaimana pemuda bisa semakin maju melalui pendidikan, dan kembali berkarya di bidang masing-masing,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Mamuju, Sutinah menyampaikan dukungan dan apresiasi positif atas terselenggaranya kegiatan ini di Kabupaten Mamuju.
Ia menyampaikan harapan agar pemuda mamuju mampu terlibat aktif dan mengambil peran dalam momentum Pilkada 2024 yang akan datang dengan bijaksana.
“Forum ini tentunya sangat baik. Kita membutuhkannya dalam menjembatani transformasi serta wadah silaturahmi pemuda. Terlebih lagi Mamuju sebagai daerah yang mayoritas penduduknya adalah anak muda, sehingga kegiatan ini sangat baik sekali sebagai pemantik para pemuda dalam mengambil peran dalam dunia perpolitikan. Anak muda tidak boleh sekedar menjadi objek, tetapi harus menjadi subjek yang cerdas dan bijaksana, tidak terpengaruh oleh berbagai berita hoax”, tutur Sutinah. (raa)
Load more