Mina, tvOnenews.com - Kapasitas toilet yang tak sebanding dengan jumlah jemaah haji mengakibatkan antrean panjang.
Bahkan pada jam-jam tertentu seperti pagi hari dan saat waktu sholat, antrean mengular lebih panjang.
Antrean panjang itu tentunya sangat menyiksa bagi jemaah yang sudah tidak bisa menahan rasa ingin buang air. Akibatnya banyak jemaah yang terpaksa buang air di samping tenda.
Tak hanya jemaah pria, sejumlah jemaah wanita juga melakukan hal yang sama.
Hal itu disampaikan oleh seorang jemaah saat Anggota Timwas Haji DPR RI, Ace Hasan Sadzily, mengunjungi tenda jemaah, pada Senin (17/6/2024) pukul 22.30 waktu Arab Saudi.
"Di kamar mandi, jumlah kapasitas jemaah yang banyak dengan kamar mandi yang sedikit, sampai di belakang pun dijadiin (untuk) buang air kecil sama ibu-ibu," kata seorang jemaah asal Kabupaten Bandung, di Maktab 72.
Jemaah tersebut juga mengeluhkan kondisi maktab yang tak ramah lansia. Maktab 76 berada di sisi perbukitan sehingga harus manaiki tangga untuk masuk ke maktab.
Hal ini menyulitkan para jemaah lansia. Sedangkan jemaah harus keluar masuk maktab untuk berbegai kegiatan.
Salah satunya untuk melakukan tiga kali lontar jumrah di Jamarat yang berjarak sekitar 3,5 km. Kondisi ini sangat menyulitkan, apalagi setelah melakukan lontar jumrah, tenaga mereka terkuras untuk jalan kaki pulang-pergi sekitar 7 km.
"Yang lansia harus naik turun tangga, ke bawah," tambahnya.
Ketua Kloter JKS10, Oma Firdaosi membenarkan sejumlah persoalan termasuk kapasitas tenda. Mereka sampai berselisih dengan kloter lain.
"Daya tampung, kemarin kami mengalami sedikit berselisih dengam kloter yang lain. Dengan pembagian itu harus disesuaikan dengan jumlah jemaah," katanya.
Jemaah Kloter JKS10 berjumlah 440 orang. Sedangkan kapasitas tenda hanya untuk 340 orang.
"Dengan daya tampung yang tidak memadai, ditaruh di sini. Kita 440 (orang) sehingga kemarin kekurangan 100. Jadi 50 sekarang di sana, dekat dapur," kata Oma.
Ace menyesalkan dan ikut prihatin atas masalah yang dialami jemaah. Timwas haji DPR RI akan menampung curhatan jemaah dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan haji 2024.
"Jadi kami ke sini untuk melakukan pengawasan untuk perbaikan. Ini nanti akan menjadi bahan evaluasi," kata Ace.
Timwas persoalan-persoalan yang membuat jemaah tak nyaman tidak terulang lagi. (hdi/iwh)
Load more