Mina, tvOnenews.com - Begini momen para jemaah haji yang rela tidur di trotoar demi hemat tenaga untuk menjalani rangkaian ibadah.
Mabit atau menginap di Mina dan lempar jumrah termasuk salah satu aktivitas yang paling menguras fisik jemaah haji.
Apalagi jarak antara lokasi lempar jumrah dan tempat para jemaah haji menginap berjarak sekitar lima kilometer.
Rutinitas ini berlangsung selama tiga hari dan setiap harinya para jemaah harus lulang-pergi dari tensa ke tempat lempar jumrah. Dua kali bagi jemaah nafar awal dan tiga kali bagi jemaah yang nafar tsani.
(Suasana jemaah haji di Mina, Arab Saudi)
Nafar awal adalah jemaah yang lebih awal kelhae Mina yakni pada tanggal 12 Dzulhijjah sebelum tenggelamnya matahari di tanggal tersebut, sementara nafa tsani adalah jemaah keluar dari Mina setelah menginap selama tiga malam yakni mulai malam 11,12, sampai 13 Dzulhijjah.
Namun ternyata, tak semua jemaah haji memilih untuk melakukan mabit di tenda-tenda yang berada di kawasan Mina.
Banyak juga jemaah yang memilih tidur di sembarang tempat seperti trotoar dan teras bangunan selama masih masuk kawasan Mina, karena syarat sahya mabit memang harus berada di kawasan Mina.
Reporter tvOnenews.com Mayya Adnan pada Selasa (18/6/2024) melihat banyak sekali jemaah haji dari berbagai negara yang memilih beristirahat di jalanan sekitar Mina.
Mereka membawa perlengkapan menginap seperti terpal, karpet hingga alas sekadarnya. Mereka biasanya berkumpul dengan jemaah haji dari negara yang sama dan saling mengobrol satu sama lain.
Para jemaah haji memilih untuk camping atau menginap di jalanan dekat jamarat untuk menghemat tenaga.
Cuaca yang panas dan jarak yang jauh dari penginapan ke jamarat menjadi pertimbangan mereka.
Mereka juga membawa makanan kecil dan minuman untuk mengisi perut. Meski wajah terlihat lelah, namun wajah para jemaah haji ini terlihat bahagia. (man/iwh)
Load more