Yogyakarta, tvOnenews.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus memonitor situasi di Lebanon guna mengantisipasi adanya eskalasi konflik yang dapat membahayakan keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI).
Hal ini menyusul adanya kesepatan sejumlah jenderal top Israel belum lama ini terkait rencana perang militernya dengan milisi proksi Iran di Lebanon, Hizbullah setelah lebih dari delapan bulan memanas.
"Terkait perlindungan WNI di luar negeri khususnya mengantisipasi adanya eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah, dapat kita sampaikan bahwa isu ini terus kita monitor dari dekat situasi yang ada disana. Pun Perwakilan RI di kawasan," kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI, Kemenlu RI ditemui di Kota Yogyakarta, Kamis (20/6/2024).
Israel Bersiap Perang dengan Hizbullah dan Lebanon. (Antara)
Lebih lanjut, langkah-langkah evakuasi akan segera dilakukan baik ke lokasi yang lebih aman ataupun ke Indonesia.
Bahkan, Menteri Luar (Menlu) telah mengadakan rapat khusus dengan kepala perwakilan, duta besar di kawasan Timur Tengah.
Koordinasi dilakukan karena sejak terjadinya konflik antara Hizbullah dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Lebanon Selatan pada 7 Oktober 2023, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut telah menetapkan wilayah Lebanon Selatan sebagai siaga 1.
Kemudian, wilayah Beirut dan sekitarnya sebagai siaga 2.
"Siaga 1 artinya situasi yang sudah mengancam jiwa bagi WNI," terang Judha.
Berdasarkan data lapor diri di KBRI Beirut, total ada 217 WNI yang tinggal di Lebanon.
Mayoritas Pekerja Migran Indonesia (PMI), mahasiswa dan mereka yang menikah dengan warga setempat.
Sejauh ini, Kemenlu RI sudah membantu WNI untuk dievakuasi terbatas.
"Beberapa waktu lalu, ada sebagian WNI yang ada di Lebanon Selatan untuk dievakuasi ke Beirut yang lebih aman," ucap Judha. (scp/muu)
Load more