Jakarta, tvonenews.com - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mendukung gagasan pemerintah melalui Menhan Prabowo Subianto untuk membawa anak-anak Palestina keluar dari negara tersebut.
Anak-anak tersebut nantinya akan diberikan trauma healing dan diberi kesempatan belajar di sekolah-sekolah atau pesantren-pesantren di Indonesia.
"Tentu saja ini suatu rencana yang patut diapresiasi walaupun mungkin masih ada pro-kontra, polemik, dan berbagai macam pandangan. Saya kira itu hal biasa dalam sebuah kebijakan publik, karena memang banyak ide dan gagasan dari berbagai kalangan masyarakat," kata Ketua Umum PP Persis, Ustaz Jeje Zaenudin dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6/2024).
"Namun kita juga harus memahami situasi sulit yang dialami pemerintah Palestina dalam menangani anak-anak yang menjadi korban perang. Dan juga kesulitan dari negara-negara muslim untuk membantu warga Palestina, om wabil khusus warga sipil," sambungnya.
Ustaz Jeje melanjutkan, negeri-negeri muslim yang berdekatan dengan Palestina memang suah sejak lama menampung para pengungsi korban perang dari Palestina.
Seperti di Yordania yang menampung puluhan ribu pengungsi dari Palestina ataupun pengungsi dari korban perang Suriah. Demikian pula di Mesir, Lebanon, dan Negara Arab sekitarnya.
"Nah tentu saja, mereka mudah melakukan karena di negara perbatasan, tentu lain halnya dengan Indonesia yang cukup jauh disamping juga memiliki tradisi yang sangat berbeda," katanya.
Selain itu, banyak yang keberatan dengan ide dan gagasan keinginan pemerintah membawa anak-anak Palestina untuk belajar di Indonesia.
Di antara alasan penolakan berbagai kalangan karena di Indonesia juga masih banyak anak-anak yang terlantar, kurang gizi, tidak mampu sekolah, drop out dari sekolah, yang dengan berbagai alasan lainnya.
"Saya kira kewajiban menolong semua anak-anak, baik di dalam negeri sendiri maupun di luar itu kewajiban kita bersama. Memang sebagai sebuah bangsa kita wajib mendahulukan kepentingan dan penanganan anak-anak dari dalam negeri sendiri," tutur Ustaz Jeje.
Ia mengatakan, selama ini sekolah dan pesantren banyak yang sudah membantu masyarakat tidak mampu untuk bersekolah.
Bahkan, Ustaz Jeje menjelaskan, banyak sekali dari kalangan anak yatim, du’afa yang ditampung di pesantren-pesantren tanpa dipungut biaya apapun.
Ini juga wujud kepedulian dan tanggung jawab dari organisasi kemasyarakatan terhadap nasib putra-putri dari bangsa sendiri, artinya itupun tidak dilupakan dan tidak boleh diabaikan.
Meski demikian, ia berpendapat bahwa Indonesia harus tetap peduli terhadap anak-anak korban perang dari Palestina.
"Dan harus di ingat bahwa untuk menangani korban perang anak-anak Palestina tentu saja itu tidak untuk selamanya, ini kan situasi darurat, situasi genting yang memungkinkan untuk diambil tindakan penyelamatan, tindakan menolong, membantu secepatnya," ujarnya. (rpi/iwh)
Load more