Oleh karena itu, kata dia, para budayawan perlu memikirkan perlawanan budaya (control culture) agar budaya bangsa Indonesia kembali pada koridornya.
Menurut dia, budayawan jangan hanya mengurusi tari-tarian karena hal itu cukup ditangani oleh para seniman.
"Jangan dibilang budayawan kalau dia itu wedi (takut), tari-menari tok (saja). Tapi bagaimana tarian itu bagi bangunan utuh kebudayaan, itu baru ada sense of budayawan," katanya.
Eros Djarot juga mengajak budayawan, seniman, serta pelaku seni dan budaya, yang hadir di tempat itu untuk meningkatkan kreativitas karena kreativitas merupakan senjata yang paling hebat yang dapat menjadikan sesuatu bermanfaat bagi umat manusia.
"Juga imajinasi. Dua itu (kreativitas dan imajinasi) jangan pernah dihilangkan," katanya.
Selain Eros Djarot, acara ngobrol santai tersebut juga menghadirkan dua pembicara lain yang merupakan jurnalis senior yakni Farid Gaban dan Lukas Luwarso. (ant/aag)
Load more