“Anak saya yang tidak terbiasa lari gawang, jadi pas saat di loncatan terakhir kakinya nyangkut di gawang sampai dia terjatuh dan mengakibatkan kedua tangan anak saya patah,” ungkapnya kepada awak media, dikutip Selasa (25/6/2024).
Chindi dirawat selama 10 hari di RSUD Sayang Cianjur tanpa kunjungan atau bantuan dari pihak KONI Cianjur, kecuali pelatihnya yang sempat menjenguknya di rumah sakit dan merasa prihatin dengan kondisi Chindi.
Dua minggu setelah operasi pertama, Chindi harus menjalani operasi kedua karena infeksi di tangannya. Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS pribadi, tanpa bantuan dari KONI.
Keluarga Chindi sangat kecewa dengan kurangnya perhatian dari pemerintah dan KONI terhadap musibah yang menimpa Chindi. Mereka merasa perjuangan Chindi sebagai atlet tidak dihargai.
“Saya selaku orang tuanya merasa sakit hati, karena nggak ada perhatian dari pihak KONI Cianjur seolah-olah karya dan perjuangan anak saya tidak dihargai,” tegas Ace.
Di tengah kurangnya perhatian dari pihak berwenang, Chindi pun akhirnya mendapatkan bantuan dari dr. Mohammad Wahyu Ferdian.
Ia datang ke rumah Chindi untuk memeriksa kondisinya saat ini.
Load more