"Dukungan dini dikhususkan untuk pembelian sembako, tenda pengungsi, chainsaw, dan masker," jelasnya.
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut pada Rabu 26 Juni 2024 pukul 00:00 – 24:00 WIB, Gunung Merapi teramati 17 kali mengeluarkan guguran lava ke arah Sungai Bebeng (barat daya), dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter.
Sementara, tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di level III (siaga) sejak 5 November 2020.
Menanggapi hal itu, Bambang menyampaikan Pemkab Sleman telah menerbitkan SK Bupati Sleman Nomor 27.21 Kep. KDH I A / 2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya hingga saat ini masih menerapkan berbagai upaya kesiapsiagaan yang dilakukan bersama sejumlah instansi terkait.
"BPBD Kabupaten Sleman terus melakukan berbagai upaya kesiapsiagaan di antaranya menjalin kerja sama dengan BPPTKG Yogyakarta dalam melakukan pemantauan dan sosialisasi, koordinasi dengan lembaga vertikal BNPB, menjalin kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik lokal maupun asing dan berbagai unsur terkait," ungkapnya.
Kegiatan pencegahan tidak hanya diranah instansi saja. Secara rinci, BPBD Kabupaten Sleman menjalankan beberapa upaya mitigasi, mulai dari menyusun Rencana Kontijensi Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2020. Kemudian memasang perangkat Early Warning System sebanyak 35 dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu serta titik kumpul di daerah potensi bahaya.
Load more