Menurut dia, satu abad atau 100 tahun perjuangan Ibu RA Kartini ternyata masih belum cukup untuk membuktikan perempuan-perempuan Indonesia itu mampu, bisa dan harus mampu mendapatkan jabatan atau posisi yang mereka harapkan sesuai kemampuannya masing-masing.
“Karena menempatkan perempuan di suatu posisi bukan hanya afirmatif atau hal yang biasa. Tetapi bagaimana sama-sama menghormati dan menghargai harkat dan martabat manusia yang sama antara perempuan dan laki-laki khususnya di Indonesia,” pesannya.
Menurut dia, menjadi perempuan itu tidak pernah mudah.
Sepanjang hidup sebagai perempuan menghadapi banyak tantangan dimana harus terus menjaga keseimbangan antara perjuangan dalam mewujudkan cita-cita dengan menjalankan apa yang sudah menjadi kodrat sebagai perempuan. (ant/nsi)
Load more