Jakarta, tvOnenews.com - Hizbullah Lebanon mengirim seragan pesawat tak berawak di Israel pada Minggu (30/6/2024). Atas hal tersebut sebanyak 18 tentara atau IDF mengalami luka-luka.
Dalam Times of Israel, IDF menyebut drone yang dikirm oleh Hizbullah lebanon menghantam Merom Golan dan mengakibatkan anggota IDF terluka ringan hingga parah.
Serangan ini bukanlah pertama kalinya, sebelumnya Hizbullah suka gencar mengirimkan drone yang berisikan bahan peledak dan juga peluru.
Hizbullah mengatakan bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan mereka. Mereka mengaku akan menargetkan situs militer Israel di daerah itu.
Serangan yang dilakukan oleh Hizbullah Lebanon merupakan balasan atas serangan IDP di hari sebelumnya.
Hizbullah meluncurkan roket di wilatah Beit Hillel Israel dan menghantam area terbuka.
IDF menyebut ada anggota Hizbullah yang memasuki gedung di Kota Houla. Tak beberapa lama munculah sebuah jet tempur menghantam gedung tersebut.
Tak hanya itu, anggota Hizbullah juga berada di gedung yang berisikan kelompok pejuang Islam di Kafr Kila. Gedung tersebut kembali diserang.
Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) ketar-ketir dengan serangan yang dilakukan Israel terhadap Lebanon, khawatir jika Rusia akan ikut terlibat dalam perang yang belakangan meningkat ini.
Otoritas keamanan Amerika Serikat merasa khawatir jika serangan Israel kepada Lebanon bisa membangkitkan kerjasama antara negara sekutu Iran, termasuk Rusia.
Dilansir di Middle East Eye, pejabat AS menyebut peran Rusia ini adalah dampak sekunder dari perang antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
Intelijen AS juga mengklaim bahwa Rusia saat ini sedang mempertimbangkan meningkatkan dukungan terhadap poros perlawanan Iran.
Sebelumnya di Yaman, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mempertimbangkan untuk memberi bantuan berupa rudal terhadap Houthi.
Informasi tersebut diungkap MEE dari seorang intelijen yang tidak mau disebutkan namanya.
Sementara itu, pada November 2023 lalu Wall Street Journal juga melaporkan bahwa kelompok Wagner dari Rusia berencana memberikan bantuan kepada Hizbullah Lebanon berupa sistem pertahanan udara.
"Jika Israel menyerang di dalam Lebanon, hal itu kemungkinan akan memperdalam hubungan militer yang Iran miliki dengan Rusia, dalam hal membantu Hizbullah melindungi diri," kata mantan analis senior Timur Tengah CIA, William Usher.
Diketahui, Rusia bersekutu dengan pasukan Iran dan kelompok sekutu yang mendukung Presiden Bashar Al Assad di Suriah. Pada Januari 2024 lalu, pejabat tinggi Kremlin di Timur Tengah, Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov, menerima delegasi Houthi di Moskow. (iwh/ree)
Load more