Paket tender pada 22 Mei yang diumumkan Bulog di mana Lộc Trời dan anak perusahaannya berencana untuk menawarkan 100.000 ton beras.
Bapak Bá menambahkan, namun Tân Long menawar dengan harga 15 USD/ton lebih tinggi, sehingga tidak memenangkan tender.
“Pada 19 Mei, salah satu pejabat pemerintah Republik Indonesia, bukan dari Bulog, mengunjungi Vietnam, kemudian mengunjungi pabrik beras TLG di Cần Thơ, dan pabrik beras Hạnh Phúc di An Giang, saat itu kami menawarkan penjualan 100 ribu ton beras dengan harga 538 USD/ton, harga FOB. Namun, dibandingkan dengan harga dari perusahaan Lộc Trời, harga dari TLG lebih tinggi sehingga kami tidak jadi ikut,” imbuh Trương Sỹ Bá.
Bapak Bá juga menjelaskan Indonesia membeli beras melalui tender BULOG dan membeli dengan harga CNF bukan harga FOB, dan harga CNF dari perusahaan Lộc Trời, Thuận Minh, Quang Phát sekitar 568 USD/ton atau dengan harga FOB sekitar 530 USD/ton, lebih rendah dari penawaran kami sebesar 538 USD/ton, harga FOB lebih tinggi 5-8 USD/ton.
Keterangan dari Tan Long Group ini menjadi klarifikasi atas polemik beras impor yang terjadi.
Di sisi lain, ditakutkan bila polemik isu ini terus ditiupkan dan berlanjut tanpa fakta yang jelas, dapat berdampak pada kelancaran pembelian beras Indonesia dari Vietnam hingga akhir 2024 bahkan mempengaruhi hubungan bilateral perdagangan kedua negara.
Perum BULOG menyatakan telah menjadi korban akan sebuah laporan tanpa fakta serta telah merugikan reputasi perusahaan, terutama ketika saat ini perusahaan sedang giat berbenah diri melalui transformasi di semua lini bisnis yang dilakukan secara terus menerus.
Load more