Bandung, tvOnenews.com - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin buka suara terkait hasil riset temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyebut Sungai terpanjang Jabar, yaitu Citarum tercemar zat obat bernama Paracetamol dan Amoxcilin.
Bey juga mengaku akan kembali mengecek hasil kajian tersebut, guna memastikan kandungan dua zat obat itu apakah berasal dari limbah pabrik industri atau rumah tangga.
"Kami terbuka untuk itu (duduk bersama) jangan sampai terjadi seperti itu (ada pencemaran),"kata Bey di Kota Bandung, Jumat (12/7/2024).
Ia juga menyampaikan, hingga saat ini belum bisa memastikan apakah pencemaran tersebut berasal dari limbah industri atau dari aktivitas manusia yang tinggal di bantaran Sungai Citarum.
Namun demikian, Bey memastikan apabila berasal dari limbah industri maka pihaknya akan memberikan sanksi berat sebagai efek jera yang menyebab sungai Citarum terkontaminasi zat obat-obatan.
"Pasti akan ditindak, pasti,"tegas Bey.
Sebelumnya, Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Rosetyati Retno Utami, menyatakan bahwa kontaminasi di perairan di sungai Citarum dapat membahayakan organisme akuatik dan juga kesehatan manusia.
Dari hasil penelitian, penggunaan paracetamol mencapai 460 ton per tahun dan amoxicillin mencapai 336 ton per tahun, yang kemungkinan besar berasal dari berbagai aktivitas manusia
Selain itu, kegiatan peternakan yang sering menggunakan obat-obatan dan hormon untuk meningkatkan hasil ternak, merupakan salah satu sumber utama pencemaran. Penggunaan obat-obatan rumah tangga, aktivitas industri, serta sistem pengelolaan limbah obat di rumah sakit yang kurang optimal juga turut menyumbang kontaminasi tersebut
Diketahui Sungai Citarum adalah terpanjang yang berada di Jawa Barat.
Sungai ini memiliki hulu berada Kabupaten Bandung dan memgalir ke Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat hingga ke wilayah Purwakarta, Karawang hingga bermuara di laut Utara kabupaten Bekasi. (iah/dpi)
Load more