“Dulu nato waktu jaman jadi ‘galang’ ikut-ikutan bikin tato kirain bisa hilang gak taunya gak hilang,” ujarnya.
Dia sempat berusaha menghilangkan tatonya sendiri dengan bahan-bahan tradisional. Namun upaya tersebut hanya menimbulkan luka di kulitnya.
“Terus kepikiran untuk dioperasi. Saya cari info ternyata biayanya lumayan mahal. Teman dapat info, ada hapus tato gratis akhirnya kita ke sini,” ujarnya lagi.
Saifullah mengaku bersyukur ada program Hijrah Hapus Tato yang digelar oleh LAZ Al Kahfi Peduli tersebut.
Dia mengaku menyesal telah membuat tato di lengannya. Karena tato tersebut, kata Saifullah, dirinya sulit mencari pekerjaan.
“Nyari kerja juga susah, kalo kerja kan yang dicari yang gak bertato, kebanyakan perusahaan nyarinya yang gak bertato gak bertindik,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Kreatif Akris Siswanto menuturkan, kegiatan ini sudah 4 kalinya diselenggarakan bersama dengan LAZ Al Kahfi Peduli.
Load more