"Pernyataan HNW yang berharap Anies bisa meyakinkan partai lain dukung AMAN menggambarkan sulitnya situasi AMAN mendapatkan dukungan dari parpol lain. Harapan Anies maju didukung kembali oleh Nasdem, PKS dan PKB terkendala tiga alasan, pertama PKS memaksakan Sohibul Iman yang sulit diterima PKB dan Nasdem, kedua, PKB dan Nasdem harus mendapat restu dari Prabowo dan Jokowi, ketiga, Anies sendiri belum mendapat restu dari penguasa," ucapnya.
Atas dasar itu, menurutnya, ada tiga skenario yang bisa terjadi di Pilgub DKI 2024. Pertama, Pilgub DKI akan berlangsung tanpa Anies sebagai calon.
"Maka yang akan terjadi di Pilgub Jakarta adalah tiga skenario, pertama Pilgub Jakarta tanpa Anies, artinya akan konstelasi baru. Kedua, Anies akan diusung sebagai calon KIM (Koalisi Indonesia Maju yang merupakan pengusung Prabowo) dan PDI Perjuangan tidak bisa mengusung calon karena kurang kursi parpol yang mau bekerja sama. Ketiga, ada perjanjian politik antara Anies dan penguasa tentang Pilgub Jakarta dan Pilpres 2029," ucapnya.
Dia mengatakan semua partai ingin menang di Pilkada Jakarta. Hensat mengatakan Anies punya modal elektabilitas tinggi.
"Semua partai politik menginginkan kemenangan dalam kontestasi Pilkada, maka, sebetulnya dengan Anies pemilik elektabilitas tertinggi, parpol yang mengusungnya sudah satu kaki terjejak di atas panggung, namun hal ini sulit terjadi dalam demokrasi siasat yang saat ini sedang terjadi," ucapnya.
"Akan sangat baik bila PKS tidak mengunci AMAN maka akan cukup terbuka peluang Anies maju dengan dukungan parpol lain, tentu saja dengan berkompromi dengan demokrasi siasat ini," pungkasnya. (aag)
Load more