“Ya pas ada kereta, kan ada yang jaga, nanti ditiup peluit. Kalau ada bunyi kita minggir langsung, sadar diri saja,” kata Genik.
Seorang warga lain Sukaesih mengatakan, berjemur telah lama menjadi kebiasaannya. Dia dan teman-teman sesama ibu rumah tangga bisa berjam-jam menghangatkan tubuhnya sambil ngobrol banyak hal.
“Kalau matahari sudah kelihatan kami berjemur, sekitar jam 7 sampai jam 9 atau 10 masih berjemur. Semakin mataharinya terik, semakin terasa panas dan enak di badan,” ungkap Sukaesih.
Masyarakat setempat terpaksa memanaskan badannya dengan sinar matahari di rel KA, karena kesulitan mendapat tempat lain yang terpapar sang surya. Maklum, tempat mereka tinggal merupakan permukiman yang sangat padat dan rapat sehingga menyulitkan sinar matahari untuk menembus celah di gang-gang sempit itu. (yoga/act)
Load more