Lumajang, tvOnenews.com - Pada Sabtu (27/7/2024) Gunung Semeru kembali erupsi. Kali ini letusannya setinggi 800 meter atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tercatat erupsi Gunung Semeru tersebut terjadi pada pukul 07.45 WIB.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 97 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, Sabtu.
Data petugas menyebutkan, Gunung Semeru tercatat enam kali erupsi pada Sabtu sejak pukul 00.00 hingga 08.00 WIB.
Adapun erupsi pertama terjadi pada pukul 00.43 WIB. Meski demikian, visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut.
Gunung Semeru kembali erupsi pukul 01.23 WIB dan visual letusan tidak teramati.
Saat laporan itu dibuat oleh petugas, aktivitas erupsi Gunung Semeru masih terjadi.
Selanjutnya pada pukul 05.38 WIB erupsi kembali terjadi dengan tinggi letusan abu vulkanik teramati sekitar 400 meter di atas puncak.
Adapun kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Erupsi juga terjadi pukul 05.47 WIB dengan kolom abu vulkanik sekitar 300 meter di atas puncak.
Erupsi kelima terjadi pada pukul 06.32 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat.
"Kembali terjadi erupsi Semeru pada pukul 07:45 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut," ucap Sigit.
Saat ini, Gunung Semeru berstatus Waspada atau Level II. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi untuk masyarakat.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak. (ant/iwh)
Load more