Jakarta – Seorang lelaki lanjut usia (lansia) pasien Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah mendadak meninggal dunia baru-baru ini di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mia Sumiati yang bertugas memantau sang ayah selama isoman di rumah menyatakan, ayahnya awalnya hanya mengalami gejala ringan. Karena itu korban memutuskan hanya isoman di rumah tidak dirawat di rumah sakit meski masih tersedia ruang perawatan di RS Dewi Sartika, Tasikmalaya.
Selama sang ayah isoman Mia terus berhubungan lewat telepon dengan Puskesmas setempat yang terus memantau dan menyuplai obat dan vitamin kepada pasien.
Namun suatu hari sang ayah mendadak mengalami sesak napas dan tidak lama kemudian meninggal dunia.
Menanggapi kejadian ini ketua bidang penanganan kesehatan Satgas Covid-19 Alex Ginting, Jumat (9/7) di Jakarta menduga ayah Mia memiliki penyakit komorbid. Menurutnya pasien Covid-19 dengan komorbid harus terus dipantau perkembangan virus Covid-19-nya maupun komorbidnya. Selama isoman pun harus tersedia obat Covid-19 dan juga obat penyakit komorbidnya.
Selain itu keluarga yang mendampingi pasien harus terus memantau menggunakan alat ukur yang diperlukan. Misalnya terus mengukur tekanan darah bagi pasien komorbid hipertensi.
Alex menambahkan ada kalanya pasien komorbid terlihat baik baik saja padahal menurut alat ukur kondisinya menurun.
Alex mencontohkan salah satu penyebab kematian mendadak pada pasien Covid-19 dengan komorbid adalah koagulasi atau pengentalan darah. Saat terjadi, koagulasi bisa menyebabkan sumbatan di paru-paru sehingga pasien mengalami sesak napas. Sumbatan juga bisa terjadi di pembuluh darah atau jantung menyebabkan sudden death atau kematian mendadak. (irw/act)
Load more