Namun kala itu pada 31 Agustus 2016 silam, ia bersama 8 terpidana masih bersikukuh bukan pelaku atas kematian Vina dan Eky pada malam 27 Agustus 2016.
Lantas rentetan aksi penyiksaan membabi buta yang dilakukan oleh sejumlah personel kepolisian semakin dialami ia dan para terpidana.
"Harus mengakui pak, padahal itu enggak tahu. Sampai remuk, sampai mau masuk penjara saja sempat pada ngesot, itu tuh sudah darah semua pak, sudah pada enggak kuat," kata Renaldi bergumam menahan tangis amarahnya.
Derasnya air mata tak sanggup lagi dibendung Renaldi kala perlahan memori kekejaman anggota polisi dalam penyiksaan itu dikuak pada persidangan tersebut.
Kendati banyak pihak dan mata kamera yang menyorot, Renaldi meluapkan amarah melalui tangisnya saat kembali menguak memori kelam aksi penyiksaan tersebut.
"Sudah pada kayak binatang saja. Sudah mau sampai penjara saja, saya dipukulin pakai gembok baru mau masuk itu. Habis dipukulin gembok, saya diminumin air kencing satu gelas gede semuanya minum," ucap Renaldi seraya sesenggukan.
"Habis minum air kencing itu adalah polisi yang bawa sendal semua ditabokin, ya ini sampai remuk pak," sambungnya.
Load more