LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Farhat Abbas (kiri) dan Renaldi (kanan) dalam sidang PK Saka Tatal
Sumber :
  • Kolase tvOnenews.com

Nasib Tragis Penyiksaan Para Terpidana Kasus Kematian Vina Cirebon Dibongkar, Dua Sosok Polisi Ini Membekas Diingatan Korban Salah Tangkap Iptu Rudiana

Sidang praperadilan peninjauan kembali Saka Tatal selaku mantan terpidana kasus pemerkosaan disertai pembunuhan Vina dan Eky kembali digelar di PN Cirebon.

Rabu, 31 Juli 2024 - 06:10 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Sidang praperadilan peninjauan kembali Saka Tatal selaku mantan terpidana kasus pemerkosaan disertai pembunuhan Vina dan Eky kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon pada Selasa (30/7/2024).

Tangis haru mewarnai jalannya persidangan kala Renaldi korban salah tangkap sekaligus adik dari terpidana Eka Sandi hadir memberikan kesaksiannya di hadapan Majelis Hakim PN Cirebon.

Renaldi memulai kisah tragis yang dialaminya serta 8 terpidana kasus kematian Vina dan Eky saat diminta memberi penjelasan atas pertanyaan dari Farhat Abbas selaku kuasa hukum Saka Tatal.

"Kamu pernah melihat Saka Tatal waktu dipukul?," tanya Farhat Abbas dalam persidangan itu.

Baca Juga :

"Lihat," jawab Renaldi.

"Berapa kali Saka Tatal mengalami penyiksaan?," kembali Farhat Abbas bertanya.

"Banyak, sama banyak," Renaldi menjawab.

Renaldi mengaku rentetan aksi penyiksaan itu merupakan upaya paksa polisi kepada ia dan 8 terpidana untuk mengaku sebagai pelaku dari aksi pembunuhan kejih sejoli muda Vina dan Eky.

Namun kala itu pada 31 Agustus 2016 silam, ia bersama 8 terpidana masih bersikukuh bukan pelaku atas kematian Vina dan Eky pada malam 27 Agustus 2016.

Lantas rentetan aksi penyiksaan membabi buta yang dilakukan oleh sejumlah personel kepolisian semakin dialami ia dan para terpidana.

"Harus mengakui pak, padahal itu enggak tahu. Sampai remuk, sampai mau masuk penjara saja sempat pada ngesot, itu tuh sudah darah semua pak, sudah pada enggak kuat," kata Renaldi bergumam menahan tangis amarahnya.

Penjara Bagaikan Neraka yang Penuh Siksaan

Derasnya air mata tak sanggup lagi dibendung Renaldi kala perlahan memori kekejaman anggota polisi dalam penyiksaan itu dikuak pada persidangan tersebut.

Kendati banyak pihak dan mata kamera yang menyorot, Renaldi meluapkan amarah melalui tangisnya saat kembali menguak memori kelam aksi penyiksaan tersebut.

"Sudah pada kayak binatang saja. Sudah mau sampai penjara saja, saya dipukulin pakai gembok baru mau masuk itu. Habis dipukulin gembok, saya diminumin air kencing satu gelas gede semuanya minum," ucap Renaldi seraya sesenggukan.

"Habis minum air kencing itu adalah polisi yang bawa sendal semua ditabokin, ya ini sampai remuk pak," sambungnya.

Kesaksian yang disampaikan Renaldi itu pun merubah suasana persidangan yang penuh ketegangan dengan tangisan para pengisi ruang tersebut.

Kala itu Renaldi yang tak kuasa menahan amarahnya lantas menyebut dua sosok polisi pelaku penyiksaan terhadap ia dan para terpidana.

Dua sosok polisi itu seakan melekat dalam ingatan Renaldi kala kerap melakukan penyiksaan secara membabi buta tanpa mengenal rasa belas kasih.

"Ada namanya kenal saya orang dua itu Aris Papua sama Gugun. Aris Papua sama Gugun itu yang paling kejam, itu yang ngebalsem saya, itu yang nyetrum saya pak, itu orangnya," ujar Renaldi dengan mata terlihat memerah.

"Akhirnya saya masuk penjara itu sudah kayak di neraka pak, saya ngerasain kayak sudah di neraka (penuh penyiksaan-red)," lanjutnya.

Belum cukup derita yang dirasakan usai aksi penyiksaan itu, Renaldi mengaku mendapat hinaan masyarakat kala dirinya akhirnya terbebas dari tuduhan aksi pembunuhan itu.

Kala itu dirinya yang telah tak berdaya akibat sekujur tubuh penuh luka penyiksaan hanya bisa menggerutu dalam hati dan pasrah menerima hinaan tersebut.

"Saya keluar sudah jalan ngesot, sampai saya sudah dibebasin orang pada ngomong itu kenapa? itu maling. Padahal saya bukan maling saya masih kecil pada waktu itu pak bukan maling bukan apa tapi dituduh," kata ia kembali berurai air mata.

Diketahui, kubu Saka Tatal mengajukan permohonan PK ke PN Cirebon pada 8 Juli 2024.

Permohonan PK diajukan kubu Saka Tatal dalam upaya pembuktian jika dirinya bukanlah pelaku dari kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.

Kasus Pembunuhan Vina dan Eky Terungkap

Kasus pembunuhan terhadap Vina dan Eky terjadi pada 27 Agustus 2016 dengan pelaku geng motor di Cirebon, Jawa Barat.

Polresta Cirebon menetapkan 11 anggota geng motor sebagai tersangka kasus pembunuhan disertai pemerkosaan tersebut.

Kepolisian sebelumnya mengumumkan jika kasus kematian Vina dan Eky ditengarai akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi.

Namun, sejoli muda itu ternyata menjadi korban pemerkosaan disertai pembunuhan sadis oleh geng motor tersebut.

Hingga saat ini terdapat tiga orang tersangka pembunuhan dan pemerkosaan yang masih buron usai 8 tahun kasus tersebut.

Polisi mengungkap ketiga pelaku yang buron itu beridentitas Andi (23), Dani (20), dan Pegi alias Perong (22).

Sementara 7 pelaku lain yang tengah menjalani masa hukumannya yakni Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana.

Sementara Saka Tatal telah terbebas dari masa hukumannya usai dijatuhkan pidana dengan status saat itu anak di bawah umur.

Adapun Polda Jawa Barat secara mengejutkan menghapus dua nama DPO lainnya usai menangkap terduga otak pelaku pembunuhan yakni Pegi Setiawan alias Perong. 

Teranyar, Pegi Setiawan pun tak terbukti pelaku dari kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.

Diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon diusut kepolisian usai adanya Laporan Polisi yang dibuat oleh Iptu Rudiana

Bahkan, Iptu Rudiana yang kala itu bertugas di reserse narkoba turut serta menangkap para terpidana pada 31 Agustus 2016. (raa)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Komisi III DPR Wanti-wanti PPATK Agar Tak Bekingi Judi Online

Komisi III DPR Wanti-wanti PPATK Agar Tak Bekingi Judi Online

Anggota Komisi III DPR RI, Stevano Rizki Adranacus mewanti-wanti agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak membekingi judi online.
Lirik Lagu Antara Benci dan Rindu - Sarwendah, Dirilis saat Masih Jadi Istri Ruben Onsu, Ternyata Pernah Dibawakan Oleh...

Lirik Lagu Antara Benci dan Rindu - Sarwendah, Dirilis saat Masih Jadi Istri Ruben Onsu, Ternyata Pernah Dibawakan Oleh...

Berikut lirik lagu "Antara Benci dan Rindu" milik Sarwendah, dirilis saat masih jadi istri Ruben Onsu, ternyata pernah dibawakan oleh...
Jens Raven dan Penggawa Timnas Indonesia U-20 Latihan Perdana di Jepang, Sosok Welber Jardim Masih Absen?

Jens Raven dan Penggawa Timnas Indonesia U-20 Latihan Perdana di Jepang, Sosok Welber Jardim Masih Absen?

Skuad Timnas Indonesia U-20 terpantau sudah menjalani latihan perdana di Jepang jelang tampil di babak penyisihan grup Piala Asia U-20 tahun depan.
Selain Olah Raga dan Hindari Stres, Turunkan Kolesterol dengan Makan Buah-buahan Ini karena Mengandung...

Selain Olah Raga dan Hindari Stres, Turunkan Kolesterol dengan Makan Buah-buahan Ini karena Mengandung...

Berikut tips untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi, selain olah raga dan hindari stres, konsumsi buah-buahan ini.
Trump Menang Pilpres, Pemerintah Buka Suara Tentang Nasib Perdagangan Indonesia-AS: Kita Melihat Kemungkinan...

Trump Menang Pilpres, Pemerintah Buka Suara Tentang Nasib Perdagangan Indonesia-AS: Kita Melihat Kemungkinan...

Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump diproyeksikan memenangi Pilpres AS 2024 melawan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Perbaiki Ginjal, Turunkan Darah Tinggi dan Kolesterol Hanya dengan Minum Ini Setiap Hari Kata dr Zaidul Akbar

Perbaiki Ginjal, Turunkan Darah Tinggi dan Kolesterol Hanya dengan Minum Ini Setiap Hari Kata dr Zaidul Akbar

Inilah minuman yang baik untuk memperbaiki fungsi ginjal, turunkan darah tinggi, hingga kolesterol diungkap dr Zaidul Akbar: minum ini setiap hari.
Trending
Komisi III DPR Wanti-wanti PPATK Agar Tak Bekingi Judi Online

Komisi III DPR Wanti-wanti PPATK Agar Tak Bekingi Judi Online

Anggota Komisi III DPR RI, Stevano Rizki Adranacus mewanti-wanti agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak membekingi judi online.
Tolak Tawaran Hampir Rp7 Miliar Rupiah, Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Dapat Pujian di Forum Oxford United

Tolak Tawaran Hampir Rp7 Miliar Rupiah, Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Dapat Pujian di Forum Oxford United

Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, mendapatkan pujian dari suporter Oxford United karena dinilai telah menolak penawaran senilai Rp6,9 miliar rupiah.
Timnas Indonesia Ditunggu 'Hadiah' Besar dari FIFA untuk Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi jika Mampu Menang

Timnas Indonesia Ditunggu 'Hadiah' Besar dari FIFA untuk Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi jika Mampu Menang

Timnas Indonesia sudah ditunggu hadiah besar dari FIFA menjelang laga kontra Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada bulan November ini.
Sah! Kevin Diks Segera Bela Timnas Indonesia, Ini Formasi Ideal yang Bisa Dipakai Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sah! Kevin Diks Segera Bela Timnas Indonesia, Ini Formasi Ideal yang Bisa Dipakai Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Bakal segera perkuat Timnas Indonesia, kehadiran Kevin Diks dipastikan bisa membuat lini belakang Garuda makin tangguh di lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Setelah Tak Ada Ruben Onsu di Rumah, Betrand Peto Beranikan Diri Bicara Kepada Sarwendah Bahwa Dia Sebenarnya...

Setelah Tak Ada Ruben Onsu di Rumah, Betrand Peto Beranikan Diri Bicara Kepada Sarwendah Bahwa Dia Sebenarnya...

Setelah tak ada Ruben Onsu, Betrand Peto beranikan diri untuk bicara jujur kepada Sarwendah tentang kriteria perempuan idamannya yang harus seperti Sarwendah.
Suporter Belanda Minta Mees Hilgers Tolak Panggilan Timnas Indonesia di Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi Sekalipun Cederanya Ringan

Suporter Belanda Minta Mees Hilgers Tolak Panggilan Timnas Indonesia di Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi Sekalipun Cederanya Ringan

Para suporter klub Belanda meminta Mees Hilgers tidak usah membela Timnas Indonesia, yang akan menghadapi Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kisah Kiper Legenda Korea Selatan Lee Woon-jae, Sahabat Shin Tae-yong Akui Hidupnya Damai sejak Putuskan Mualaf

Kisah Kiper Legenda Korea Selatan Lee Woon-jae, Sahabat Shin Tae-yong Akui Hidupnya Damai sejak Putuskan Mualaf

Kiper legenda Timnas Korea Selatan, Lee Woon-jae sebagai sahabat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong yang putuskan mualaf dan masuk agama Islam pada 2004.
Selengkapnya
Viral