Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K), meminta semua warga untuk tidak percaya terhadap berita-berita yang menyudutkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat yang menyebabkan infertilitas atau gangguan reproduksi.
Sebab, dalam dunia kedokteran itu, suatu makanan atau minuman itu bisa dianggap merugikan jika sudah ada bukti meta-analisa atau teknik statistika untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan.
“Kaitannya tidak signifikan antara air galon Polikarbonat dengan infertilitas. Itu juga yang saya baca di beberapa jurnal itu tidak signifikan berpengaruh dan tidak signifikan di dalam air minuman dalam kemasan itu mengandung zat yang bisa menyebabkan infertilitas,” ujarnya kepada media, Selasa (6/8/2024).
Dia mengaku telah melakukan kajian terhadap beberapa jurnal itu sudah sejak setahun lalu sejak mengetahui adanya isu yang mengait-ngaitkan air galon Polikarbonat dengan penyebab infertilitas.
“Saya juga pernah ditanyai hal yang sama wartawan setahun lalu terkait isu ini, dan saya langsung meneliti jurnal-jurnal dan saya kumpulkan, ternyata tidak ada yang menyebutkan hal itu,” tuturnya.
Lanjutnya kalau di dunia kedokteran, suatu makanan atau minuman itu bisa dilarang karena sudah merugikan, misalnya menyebabkan terjadinya infertilitas.
Menurutnya, itu juga kalau sudah ada bukti meta-analisa atau statistical review antar center penelitian.
“Maksudnya, misalkan ada center penelitian di Australia, Amerika, China, dan Asia yang menelitinya dan hasilnya sama. Nah, itu baru menjadi rekomendasi. Tapi, kan belum ada yang menunjukkan hasil yang seperti itu hingga saat ini,” bebernya.
Jadi kalau belum ada rekomendasi dari asosiasi misalkan terkait infertilitas ini dari ahli antropologi atau ada kolegium antropologinya, itu tidak bisa direkomendasikan sama sekali.
Dan sampai hari ini tidak ada rekomendasi dari kolegium antropologi yang menyatakan untuk melarang penggunaan air galon Polikarbonat.
“Jadi, kalau di kedokteran itu selalu kita berdasarkan evidence based yang sifatnya orang banyak dan yang sudah terbukti di seluruh wilayah. Sehingga itulah jadi rekomendasi. Tapi, sebelum ada rekomendasi itu maka kita tidak bisa menganggap itu dilarang atau berbahaya,” ungkapnya.
Makanya, terkait isu air galon Polikarbonat yang dikatakan bisa menyebabkan infertilitas itu belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Istilahnya, belum bisa dijadikan pedoman untuk melakukan pelarangan.
“Karena, kolegium yang mengampu masalah kualitas sperma kalau itu dihubungkan dengan sperma atau dihubungkan dengan se telur, kalau yang obgyn itu kolegiumnya adalah kolegium induk reproduksi dan infertilitas,” ucapnya.
Jadi perlu ada bukti-bukti dari kolegium obgin yang merekomendasikan untuk melarang menggunakan air galon Polikarbonat.
“Tapi, tidak ada rekomendasi tentang itu sampai sekarang dari pihak obgyn,” tutur dia.(lkf)
Load more