Jakarta, tvOnenews.com - Gregorius Ronald Tannur divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya usai didakwa pada dugaan kasus penganiayaan disertai pembunuhan terhadap Dini Sera Afriyanti.
Vonis bebas tersebut diputuskan oleh tiga Majelis Hakim PN Surabaya yakni Erintuah Damanik, Heru Hanindio, dan Mangapul.
Dalam amar putusannya, Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik menyatakan Ronald Tannur selaku terdakwa pembunuh kekasihnya Dini Sera Afrianti, tidak terbukti bersalah.
Majelis Hakim pun memvonis bebas anak dari anggota DPR RI tersebut dari segala dakwaan Jaksa Penuntut Umum.
“Terdakwa tidak terbukti bersalah atas kematian kekasihnya Dini Sera Afrianti, dan membebaskan Ronald Tannur dari seluruh dakwaan jaksa penuntut umum, yaitu Pasal 338, 351, dan 359 KUHP," jelas Hakim Erintuah saat membacakan putusan.
Vonis bebas tersebut ditengarai penilaian Majelis Hakim yang menyebut terdakwa masih ada upaya membantu korban di masa-masa kritis dengan membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Alfika Risma hanya dapat pasrah dengan duka mendalam yang dirasakan ia bersama keluarganya usai vonis bebas terhadap Ronald Tannur.
Alfika adik perempuan dari almarhumah Dini Sera tak kuasa menahan derasnya air mata yang membasahi pipi kala menceritakan detik-detik kabar duka yang diterimanya.
Alfika bercerita pada Oktober 2023 silam telepon genggam miliknya tiba-tiba berbunyi nyaring menandakan adanya panggilan telepon.
Telepon tersebut bersumber dari sang kakak yang tinggal bersama ibunya untuk menyampaikan kabar duka berupa kepergian Dini Sera di Surabaya.
Saat menerima telepon tersebut, Alfika pun tak dapat berkata hanya meneteskan air mata secara spontan.
Tak lama, ia pun pergi ke kediaman sang ibu untuk menanyakan kelanjutan dari kabar duka tewasnya Dini Sera.
Namun, ia tak sempat bertemu sang ibu hanya ada kakak lelakinya di rumah tersebut yang tengah menunggu kabar keberangkatannya ke Surabaya.
"Yang jelas pagi ntah pukul berapa almarhum ibu itu datang ke sepupu Teh Kiki yang ikut mendampingi ke Surabaya," kata Alfika dikutip dari YouTube program Fakta tvOne, Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Alfika bercerita saat itu sang ibu baru saja melakukan pengobatan rutin akibat penyakit kanker yang dideritanya.
Namun, sang ibunda dari Dini Sera tak mempedulikan kondisinya mengingat kabar sang anak yang sudah tak bernyawa berada jauh darinya.
"Di situ ibu baru selesai kemoterapi, tapi mendengar anaknya yang sudah meninggal apalagi sudah enggak ketemu berbelasan tahun gitu, jadi dia berangkatlah ke Surabaya," kata Alfika.
Alfika mengaku ia dan kakak lelakinya gelisah menunggu kabar dari sang ibu yang berangkat ke Surabaya.
Ditambah, anak dari Dini Sera yang tinggal bersama Kaka lelaki dan ibunya di Sukabumi terus bertanya kondisi yang tengah melanda keluarga tersebut.
Tak lama, sang ibu pun memberi kabar duka terkait kepastian jika Dini Sera telah dinyatakan meninggal dunia pada salah satu RS di Surabaya.
Saat itu pula, keluarga sesegara mungkin melakukan pengurusan jenazah untuk dibawa ke rumah duka di kampung halamannya Sukabumi.
Kesedihan tak tertutupi bagi Alfika dan keluarga saat detik-detik tibanya jenazah dari almarhumah Dini Sera.
Alfika mengaku tak kuasa menahan kesedihannya kala sang anak dari Dini Sera terus menunggu kepulangan jenazah sang ibu.
"Yang paling aku sedih lihat anaknya ini, jadi anaknya ini dia sampai benar-benar gak tidur nungguin jenazah ibunya, bener-bener sakit hati," kata Alfika berlinang air mata.
Duka semakin dirasakan oleh Adika dan keluarga saat kepergian Dini Sera secara tragis tersebut.
Sebab, Dini Sera didapati memiliki seorang anak yang telah ditinggalnya sejak usia 6 bulan.
Semasa hidupnya, Dini Sera hanya dapat berkomunikasi dengan anak kandungnya yang tinggal bersama ibu dan kakak lelakinya tersebut.
Tragisnya, sang anak akhirnya bertemu dengan Dini Sera kala kondisi tubuhnya telah kaku membiru.
"Anaknya itu bertemu dengan ibunya benar-benar untuk pertama dan terakhir. Karena memang ditinggalin ibunya pada usia 6 bulan jadi enggak tahu sosok ibunya seperti apa dia hanya tahu lewat video call, itu yang paling bikin aku sakit banget," ungkapnya.
Peristiwa penganiayaan hingga berujung maut yang dialami Dini Sera terjadi pada Rabu, 4 Oktober 2023 silam.
Kala itu Dini alias Andini didapati tengah karaoke di Blackhole KTV Surabaya bersama kekasih hatinya sekaligus pelaku yakni Ronald Tannur.
Kala itu, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pasma Royce mengatakan korban dan pelaku terlibat pertengkaran di parkiran Mal Lenmarc sekira pukul 01.00 dini hari.
Dalam pertengkaran tersebut Ronald Tannur didapati melakukan aksi penganiayaan terhadap korban.
Bahkan, dengan sadisnya Ronald Tannur melindas korban dengan mobil yang dikendarainya.
"Posisi GR (tersangka) masuk mobil dijalankan lalu GR parkir kanan, padahal posisi korban duduk di sebelah kiri sehingga korban terlindas sehingga terseret 5 meter," kata Pasma kala itu.
Di sisi lain, Dimas Yemahura Alfarauq selaku kuasa hukum keluarga Dini Sera menceritakan kronologi aksi penganiayaan oleh Ronald Tannur yang berujung tewasnya wanita beranak satu itu.
Dimas menjelaskan Dini Sera telah mendapatkan sejumlah aksi penganiyaan oleh Ronald Tannur kala menghadiri sebuah party di Balckhole KTV.
"(Dini) Sebelum meninggal sempat mengirim voice note. Saya enggak tahu salah apa, tapi ditendang terus sama dia. Jadi menurut cerita sekuriti di basement Balckhole KTV korban ini dijatuhkan terduga pelaku untuk sengaja ditinggalkan. Pelaku juga sempat memasukkan korban ke dalam bagasi kemudian dibawa R," kata Dimas.
Aksi kejih Ronald Tannur tak berhenti di situ, usai kondisi Dini Sera yang tak berdaya.
Pasalnya, Ronald Tannur memilih membawa Dini Sera kembali ke apartemennya dalam kondisi kritis akibat penganiayaan yang dilakukannya.
Ronald Tannur pun mengeluarkan Dini Sera yang telah dalam kondisi kritis dari bagasi mobil.
Namun, aksi Ronald Tannur dilihat oleh sejumlah orang hingga menyarankan pelaku untuk membawa korban ke rumah sakit.
Naas nyawa Dini Sera tak tertolong sebelum mendapat perawatan akibat aksi penganiyaan yang dideritanya. (raa)
Load more