Jakarta, tvOnenews.com - Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat sedang menyelidiki kasus pelajar SMK PGRI yang melukai pelajar SMA negeri di Kalideres.
Kejadian ini terjadi tepat di Jalan Tanjung Pura 2 pada Senin (5/8/2024) lalu sekitar pukul 14.45 WIB.
"Jadi kasus ini sedang didalami oleh tim. Setelah dapat informasi langsung saya tugaskan Kepala Seksi SMA Jakarta Barat 1 dan juga Kepala Seksi SMK Jakarta Barat 1," ujar Kasudindik Jakarta Barat Diding Wahyudin, Rabu (7/8/2024).
Adapun laporan dari kedua sekolah tersebut sampai ke Suku Dinas Pendidikan (Sudindik).
Setelah mendapatkan informasi terkait perkara kasus pembacokan antarpelajar itu, pihaknya akan berusaha mencari solusi sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.
Mengenai pelajar yang melukai korban akan diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Jika terbukti melakukannya berdasarkan penyelidikan kepolisian, maka Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus pelajar bersangkutan akan dicabut.
"Itu sesuai dengan aturan pasti. Jadi kalau anak KJP ya pasti (diproses/dicabut). Kalau anak KJP melakukan tindakan kekerasan kan sesuai dengan aturannya sudah jelas," terang Diding.
Pihak Sudindik, kata Diding, akan mengajukan pencabutan KJP Plus pelajar itu ke Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Polisi sudah mengamankan seorang pelajar berinisial GP yang melukai seorang pelajar berinisial RA menggunakan mistar besi.
"Setelah kami terima informasi terkait bentrokan pelajar tersebut, kami langsung bergerak cepat untuk mencari pelajar yang melakukan penganiayaan," kata Kapolsek Kalideres Kompol Abdul Jana pada Selasa (6/8/2024).
Dalam rekaman video berdurasi 3 menit 59 detik yang viral tampak seorang pelajar melakukan pembacokan menggunakan penggaris atau mistar saat berpapasan dengan pelajar lain yang mengendarai sepeda motor.
Korban pulang sekolah mengendarai sepeda motor berbonceng tiga.
Di tengah perjalanan, korban dari SMK negeri di Kalideres itu berpapasan dengan segerombolan pelajar dari SMK PGRI yang juga mengendarai sepeda motor.
"Salah satu pelajar dari gerombolan tersebut melakukan sabetan dengan penggaris besi atau mistar besi berukuran sekitar 50 sentimeter (cm) mengenai jari tangan korban hingga terluka," terang Abdul. (ant/nsi)
Load more