"PKB dan PBNU adalah entitas berbeda. PKB partai politik yang dipayungi UU Partai Politik, NU ormas yang dipayungi UU Ormas. Masing-masing memiliki kedaulatan organisasi, punya AD/ART sendiri serta punya tugas dan tanggung jawab sendiri. Jadi ya jangan saling ganggu, jangan ada penyerobotan, harus saling menghormati. Melawan hukum tuh kalau ada yang main serobot. Kan gitu. KH Ma'ruf Amin, Pak Wapres kita dan salah satu pendiri PKB juga menegaskan hal yang sama," tegas Hanif.
Hanif mengaku bingung melihat PBNU sekarang. Bahkan, kata dia, boleh dikatakan PBNU sekarang aneh.
Ia sama sekali tidak tahu apa salah PKB sehingga diperlakukan begini oleh Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf.
"Saya juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan PBNU di bawah pimpinan mereka berdua hingga NU terbelit banyak masalah lalu marwah dan citranya jatuh di mata publik," ungkap dia.
Mantan Ketua Umum Garda Bangsa itu berkata Yahya dan Saiful rajin kampanye peradaban dan perdamaian, tapi memantik perpecahan antar sesama warga NU.
"Katanya mau high politics tapi malah sibuk ngurusin politik praktis dan mau ngerusak PKB. Ini kan paradoks dan ironis. Saya tidak bisa membayangkan sedihnya para muassis (pendiri) NU melihat kenyataan NU saat ini," tandas Hanif. (agr/nsi)
Load more